Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

“Bangga jadi Orang Bima”

DOK Kaos I Love

ADA satu kalimat pamungkas yang tergiang kencang saat upacara peringatan Hari Jadi ke-377 Bima di halaman persiapan kantor Pemerintah Kabupaten Bima, Desa Dadibou Kecamatan Woha, Rabu (05/07/2017). Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti  menggaungkan kalimat “Aku Bangga Jadi Orang Bima”. Sejatinya kalimat itu terus bergaung dalam setiap momentum peringatan Hari Jadi. Di depan ribuan orang dan dalam liputan luas, makna provokasi kebanggaan itu diharapkan menyelinap masuk dalam sanibari manusia Mbojo. Selanjutnya diharapkan mampu mem-break down-kan nilai-nilai kebanggaan itu dalam semua lapangan dan medan tugas masing-masing.     Memang jika bukan kita, siapa lagi yang diharapkan menjulangkan warna kebanggaan itu. Kitalah yang bertanggungjawab mengekspresikan dan mengeksplorasi semangat kebanggaan itu dalam tindakan nyata. Ya, kebanggaan terhadap Mbojo memang selayaknya terus digelorakan untuk menumbuhkan atau meng-charge ulang rasa kecintaan seseorang. Dalam perjalanan waktu dan dinamika kehidupan, degradasi nilai-nilai kebanggaan terhadap daerah bisa tergerus tajam hingga titik nadir. Contohnya, aparatur yang ogah-ogahan melayani rakyat, apalagi minta dilayani, merupakan bukti nyata pengkhianatan terhadap nilai kebanggaan itu. Mereka yang berleha-leha, duduk santai, dan mengobrol ngalor-ngidul saat acara dan kegiatan seperti peringatan Hari Jadi Bima, dapat dimaknai sebagai kegagalan mengeksekusi nilai kebanggaan.

Mereka yang terlibat konflik antarkampung, pencurian kendaraan bermotor, penjambretan, dan menutup ruas jalan negara hingga memicu keresahan publik, hingga bermuara pada degradasi citra Mbojo,   juga bukan ekspresi menjaga bendera kebanggaan. Apalagi, mereka yang memegang amanah namun menggarong uang rakyat, adalah tindakan kontraproduktif terhadap proklamasi kebanggaan terhadap Dou Mbojo. Perilaku negatif seperti itu akan menjadi beban sejarah bagi Dana Mbojo. Berkontribusi buruk bagi pencitraan daerah ini. Bukankah julukan Zona Merah selalu mengusik kenyamanan telinga kita selama ini?

Momentum peringatan Hari Jadi ke-377 Bima hendaknya dijadikan pintu masuk baru untuk melambungkan kembali bara semangat kebanggaan dan diartikulasikan dalam keseharian hidup. Mari merawat kebanggaan itu pada medan tugas masing-masing. Bangga menjadi Dou Mbojo jangan hanya sekadar lips service, tetapi melembaga dalam hati dan mewujud dalam aksi nyata.

Seperti ajakan Bupati Bima, menjadikan kebanggaan masa lalu sebagai semangat untuk membangun Dana Mbojo pada berbagai bidang kehidupan. Di belahan lapangan manapun berkiprah, kita dituntut untuk menyuguhkan karya terbaik demi kemajuan Dana Mbojo. Melalui  cara itulah menghargai dan merawat warisan para leluhur agar mata rantai peradaban terus berlanjut dari masa ke masa.

Apakah Anda bangga menjadi orang Bima? Seperti apa Anda mengartikulasikan semangat kebanggaan itu? Mari merawat kebanggaan itu dalam proporsi yang tepat pada level pribadi, keluarga, dan lembaga. Jangan sampai kita menjadi  generasi gagal paham,  generasi gagap, dan generasi gamang ketika berada di persimpangan sejarah. Generasi impoten! Generasi yang tidak mampu mengonversi nilai keemasan sejarah masa lalu, berikut kucuran darah dan air mata  para pahlawan Mbojo, dalam nilai identitas kebanggaan dalam dimensi aktual kenyataan hidup hari ini.

Mari bermuhasabah di titik ini…(*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait