Bima, Bimakini.– Ada yang berbeda dari pegawai Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima. Setiap Rabu, dinas setempat mewajibkan semua pegawai mengenakan pakaian adat.
Untuk pegawai laki-laki menggunakan Sambolo, ikat pekala dari kain tenun Bima yang menyerupai kerucut dikepala. Sedangkan perempuan dapat menggunakan songket, rimpu atau lainnya.
Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kabupaten Bima, Abdul Haris, SSos mengatakan ini sebagai wujud melestarikan budaya Bima. Sambolo misalnya, sudah jarang digunakan, sehingga perlu dihidupkan kembali.
Selain itu, kata dia, merawat eksistensi penenun Bima. Terbukti dengan adanya permintaan Sambolo, harganya pun naik. “Dulu harganya 100 ribu rupiah, sekarang karena permintaan ada, menjadi 150 ribu rupiah,” ungkapnya, Rabu (26/7/2017).
Baca Juga: Dispar Gelar Festival Teluk Bima
Penggunaan Sambolo, kata dia, cukup serasi dengan pakaian dinas putih, hitam. Apalagi ditambah dengan Ketente Tembe atau menggunakan sarung tenunan Bima di pinggang.
“Kami berharap kedepannya bisa dituangkan dalam Perbup, kalau sekarang hanya inisiasi dari Dinas Pariwisata sendiri,” ungkapnya. (BK25)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.