Kota Bima, Bimakini.- Mengapa anggota DPR RI dari Partai Golkar, HM Lutfi, maju dalam Pilkada Kota Bima Tahun 2018? Kubu Lutfi mengelaim pilihan itu bukan tanpa alasan. Faktor tingkat keterpilihan (elektabilitas) yang mendorong maju berkompetisi.
Juru Bicara sekaligus Ketua Tim HM Lutfi, M Hadi, kepada wartawan di kediamannya Minggu (30/07/2017) malam mengatakan, Lutfi maju ada tolok ukur dan perhitungannya. Sekelas anggota DPR RI ingin kembali membangun tanah kelahirannya tentu sudah memiliki konsep dan perhitungan matang.
Selain konsep membangun, juga level elektabilitas saingannya yaitu Balon incumbent dan lainnya. “Kita sudah ada data hasil survai oleh lembaga terpercaya, bahwa elektabilitas incumbent masih di bawah 30 persen, begitupun Balon lain,” ujar Hadi.
Dalam analisisnya, hasil survai elektabilitas untuk incumbent yang masih dibawah 30 persen itu tidak kuat untuk merebut pemilih dalam tataran Pilkada di mana pun. Untuk itu, kans bagi calon lain akan terbuka, karena literasi politik seharusnya incumben memiliki elektabilitas di atas 30 persen untuk dapat meraih kemenangan.
“Pastinya Aji Lutfi tidak mau gegabah ikut Pilkada kalau elektabikitas Balon incumbent di atas 30 persen. Lebih baik melanjutkan kariernya sebagai politisi di Senayan saja,” kata Hadi.
Mengenai konsep pembangunan, diyakinkannya, pasti banyak yang akan dilakukan untuk perubahan pembangunan daerah. Tidak saja dari fisik infrastruktur, tetapi sumber daya manusia dan pengembangan ekonomi kreatif dan UKM.
Dibeberkannya, satu yang ekstrim adalah pemanfaatan cekungan laut dari Lawata dan Ama Hami untuk wisata hutan bakau, relokasi pasar Ama Hami ke pasar lama karena terlalu jauh dari pusat kompleks pertokoan dan kuliner serta hanya membuat pemandangan pintu masuk kota kesan kumuh. Namun, pasar Ama Hami diubah fungsi menjadi pasar hasil kerajinan pada seluruh UKM di Bima.
Untuk pembangunan SDM dan pengembangan UKM, dipastikannya harus maksimal ada campur tangan pemerintah. Perlu ada pelatihan sehingga mampu menyiapkan entrepreneur muda mumpuni. Penyediaan dana dukungan (sharing) bersama perbankan untuk modal usaha guna mendorong kemajuan usaha muda kreatif dan UKM.
Kemudian tatakota perlu dibenahi, fokus pembangunan sesuai potensi wilayah. Begitu pun kantor pelayanan pemerintah didekatkan sesuai potensi pengembangan.
Lalu perubahan jalur jalan, diarahkan satu jalur antara jalan Soekarno-Hatta dan Gajah Mada, sehingga “jalan-jalan tikus” akan hidup ekonominya, tidak hanya di jalan protokol saja.
Diakuinya, itu baru kisi-kisinya, nanti saat debat dan paparan visi-misi akan disampaikan secara jelas sehingga dipahami oleh masyarakat. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.