Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Kemegahan Fisik

Dok Pemkab Dompu

PERTENGAHAN Juli 2017, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dompu memulai pembangunan kantor baru yang lebih representatif. Direncanakan dalam disain modern dan berlantai tiga. Dibandrol nilai Rp38,4 miliar. Sebagaimana normatifnya, memaksimalkan pelayanan masyarakat adalah klaimnya. Pemerintah Kota Bima lebih dulu berlari kencang menggunakan fasilitas megah, disusul Kabupaten Bima yang masih dirampungkan. Memang fasilitas kantor Sekretariat Daerah tidak lagi sekadar hanya tempat kerja, koordinasi, dan konsolidasi. Tetapi, suatu ikon daerah dan menaikan citranya. Bahkan, tempat rekreasi bagi masyarakat melepas kesumpekan aktivitas.

Kesan saling berlomba membangun kelayakan dan kemegahan fisik fasilitas ini, semoga saja tetap dalam semangat membara untuk membangun daerah. Memang dibutuhkan tempat yang representatif untuk memulai kerja-kerja konsepsi agar ide-ide segar menguap ke permukaan. Untuk Dompu, saatnya memang ada bangunan baru yang lebih layak. Merenovasinya untuk memberi porsi yang lebih luas bagi kenyamanan dan kelayakan untuk base camp. Dengan demikian, Dompu akan menambah koleksi fisik baru yang lebih layak setelah Gedung Samakai dan RSUD.

Namun, tetap harus diingat! Bangunan itu merupakan dana publik untuk menjadi titik berangkat baru (new starting point) bagi “para pembantu rakyat” memulai kerja-kerja besar. Birokrasi yang melayani, bukan ingin dan menagih dilayani. Tentunya publik tidak menginginkan (lagi) embrio munculnya kasus yang merugikan dana rakyat, seperti korupsi,   berawal dari fasilitas yang representatif seperti itu. Bukankah Dompu sudah memiliki dua fakta hukum yang mencoreng citra bumi Nggahi Rawi Pahu?

Kita mengharapkan ekspektasi publik seperti itu dapat terekspresi melalui dinamika keseharian aktivitas birokrasi. Semoga saja.   Pembangunan fasilitas baru yang berbandrol miliaran rupiah ini harus diikuti bara semangat yang sama dari seluruh jajaran aparatur.  Selain itu, mesti diimbangi peningkatan sisi kedisiplinan. Tidak ada kemajuan berarti tanpa level kedisiplinan yang bergerak naik.  Ketidakdisiplinan adalah musuh besar bagi kemajuan.

Nah, dalam payung fasilitas baru, jika tanpa diikuti perubahan mentalitas, maka akan terasa sia-sia. Aspek lain adalah kebersihan yang harus dijamin terjaga. Harus diakui, budaya bersih di daerah kita masih rendah dan harus dimulai gerakan simultan untuk mengubahnya secara bertahap. Sangatlah naif jika nanti bangunannya megah berlantai tiga, namun semangat aparatur kedodoran, kedisiplinan amburadul, dan kebersihan tidak terjaga. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait