Kota Bima, Bimakini.- Guru dan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 63 Kota Bima menyukai menanam berbagai jenis bunga di depan halaman sekolah. Mereka senantiasa merawatnya. Namun, apa hendak dikata, kecintaan itu pupus sesaat. Tanaman bunga itu disikat habis oleh ternak liar, seperti kambing dan sapi.
Berbagai jenis tanaman bunga bernilai jutaan rupiah dari dana operasional sekolah (BOS), kini tinggal kenangan. Bahkan, beberapa jenis tanaman bunga sengaja dibeli di Kota Mataram. “Tanaman bunga seperti ini sudah seringkali dilakukan, tetapi tidak ada kompromi bagi ternak yang berkeliaran hingga meludeskan tanaman bunga,” ujar Juliani, SPd, guru SDN 63 Kota Bima, Selasa (29/08/2017).
Dia mengaku, Kepala SDN 63 Kota Bima begitu perhatian terhdap penataan lingkungan sekolah agar indah dan asri. Neberapa jenis tanaman bunga, seperti bunga euphorbia atau bunga pakis giwang, kembang kertas dibeli. Awalnya terlihat indah dan cantik pada taman masing-masing kelas.
Demikian juga bunga palem, parigata, bunga kamboja, bunga ruellia, dan lainnya. Setelah beberapa kali gagal karena disikat kambing, kini pihak sekolah ingin menanam kembali.
Beberapa guru, seperti Ilham, SPd, Wahyu Purnama, dan lainnya berusaha membuat blok di halaman sekolah, depan ruangan kelas. Hal itu agar tidak terlihat kering kerontang, karena tidak terlihat ada tanaman bunga.
Apa masalahnya sehingga ternak liar mudah masuk di sekolah? Kata guru Kelas IV, Nuraini, SPd, kendala besar yang dihadapi adalah belum ada pagar permanen pada bagian Timur dan belakang. Bagian depan sekolah sudah aman. Panjang areal yang belum dipagar sekitar 100 meter.
“Saya pikir kalau areal ini sudah dipagar permanen seperti bagian depan, maka sekolah ini akan menjadi sekolah contoh karena halaman cukup luas,” ujarnya di sekolah setempat, Selasa.
Mengenai fisik sekolah tidak ada masalah, karena semua ruangan kelas, ruangan guru, ruangan kepala sekolah, dan perpustakaan sudah layak. Kecuali pagar yang belum rampung untuk keamanan dan kenyamanan tanaman sekolah. “Kita berharap pagar sekolah ini dapat dituntaskan agar guru dan siswa tidak lagi kecewa setelah beberapa kali gagal membangun taman sekolah,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.