Dompu, Bimakini.- Program Bantuan Stimulus Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dinilai sebagian masyarakat salah sasaran dan kerap diprotes. Tujuan program itu untuk membantu peningkatan kualitas rumah masyarakat. Namun, praktiknya rumah yang tidak layak huni justru tidak mendapatkan bantuan.
Seperti di Dusun Selaparang Desa Matua Kecamatan Woja Kabupaten Dompu. Warga setempat, Nurhayati, memrotesnya. “Masa kondisi rumah saya yang mau roboh tidak dapat bantuan,” keluhnya Senin (28/08/2017) di Dompu.
Padahal, rumah panggungnya itu hampir roboh. Sebelumnya sudah ditinjau dan didokumentasikan oleh tim sejak tahun 2016 lalu. Sekarang tahun 2017 pun dijanjikan akan mendapat bantuan. “Saya sudah protes ke Kantor Desa, tapi jawabanya tidak memuaskan,” ujarnya.
Hal yang disesalinya, tetangganya yang rumahnya masih bagus justru mendapatkan bantuan itu. Nurhayati mengaku semakin kecewa, tahun 2016 lalu karena melihat kondisi rumahnya, pernah akan dibongkar. Namun, disarankan oleh Kepala Dusun setempat supaya tidak dibongkar dulu dan diimingi mendapat bantuan tahun 2017. “Nyatanya sekarang tidak dapat bantuan,” kata Nurhayati seraya mengakui telah menyerahkan fotokopi KTP dan persyaratan yang diminta.
Apakah kondisi rumah seperti Nurhayati belum layak menerima bantuan itu? Kasubdin Permukiman dan Perumahan Dompu, Muhammad Iksan, ST, mengakui protes seperti itu kerap terjadi. Nama penerima langsung dikirim oleh Kementreian PUPR dan Dinas hanya mengeksekusi.
Katanya, nama tambahan penerima sebagai pengganti nama nama yang dikirim Kementerian berdasarkan usulan desa/kelurahan dan kembali disurvai faktual untuk mengetahui kelayakan nama yang diusulkan. Tentunya berpedoman pada Juklak dan Juknis. “Untuk Desa Matua tahun ini dapat 50 unit rumah,” jelasnya. (BK24)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.