Bima, Bimakini.- Kepala Desa Mbawa Kecamatan Donggo Kabupaten Bima, Abdul Gani, mengaku telah melaporkan warganya, Heriman, yang juga anggota Forum Peduli Desa Mbawa (FPDM) terkait kasus pengancaman. Rekannya, Herman (sebelumnya ditulis HM), dilaporkan dalam kasus pelemparan kaca jendela rumahnya.
“Mereka sudah dilapor balik dalam dugaan pengancaman dan perusakan,” katanya di Mbawa.
Dia mengaku perkelahian itu terjadi karena mendengar apa yang disampaikan Heriman. Saat membaca surat itu, Heriman menyatakan kepadanya apa yang diinginkannya. Perkataan itu disampaikan berkali-kali. “Saya tidak langsung memukulnya, akan tetapi saya diancam dulu,” ujarnya.
Berkait hal itu, sebenarnya tidak ada niat melaporkan mereka. Akan tetapi, karena mereka lebih dulu melaporkannya, mau tidak mau juga harus melaporkannya. “Saya laporkan meraka karena mereka melaporkan saya,” terangnya.
Kades mengaku Heriman dan rekannya mengantar surat aksi demo damai kepadanya bukan saat itu saja. Namun, lebih dari satu kali. Pertama, mereka menyampaikan di kantor desa, akan tetapi tidak berhasil bertemu dengannya. Terus mereka mengantar surat itu ke rumah dan kembali tidak bertemu dengannya.
Ketiga kalinya mereka bertemu di rumahnya, Selasa (22/08) hingga terjadi perkelahian. “Kalau mau demo, silakan saja kenapa harus repot mengantar surat ke saya,” katanya.
Nurjanah, istri Kepala Desa (Kades) Mbawa, Abdul Gani, juga menepis tudingan bahwa kaca jendela rumah dipecahkannya. Perusakan itu dilakukan oleh aktivis yang datang mengantar surat aksi damai di rumahnya.
Dia memastikan apa yang dikatakan Heriman bahwa istri Kades yang melempar kaca jendela, tidaklah benar. “Apa iya saya pecahkan kaca jendela milik sendiri. Saya tidak gila,” ujarnya Rabu (23/08/2017) di Donggo.
Nurjanah mengatakan, sebelum terjadinya perkelahian itu, Selasa (22/8/2017) pagi sebelum suaminya ke kantor, hadir Heriman dan Herman mengantarkan surat aksi damai tersebut. Saat itu, mereka disuruh masuk.
Akan tetapi, kata dia, mereka tidak menjawab ajakan itu, justru mereka bertingkah seakan mengolok-olok suaminya. Sebelum mereka mengantar surat aksi damai itu, keduanya turun dari motor memasuki pelataran rumah. Motor yang digunakan mereka tidak dimatikan.
“Setelah itu, saya suruh masuk namun tidak ada respons baik dari mereka. Malah justru mereka berlagak seperti preman,” ujarnya.
Diceritakannya, saat Heriman menyerahkan surat aksi damai, mengeluarkan kata-kata yang bernada ancaman. Melihat kelakuan kasar seperti itu, berteriak dan sontak saat itu terjadi perkelahian suaminya dengan Heriman di dalam rumah.
“Herman yang berada diluar mengambil batu dan melempar kaca jendela rumah,” terangnya.
(BK36)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.