Merdeka. Kemerdekaan. Sebenarnya apa sih makna kemerdekaan itu? Per definisi, merdeka artinya bebas dari penghambaan, penjajahan, berdiri sendiri, tidak terkena atau lepas dari tuntutan. Selain itu, tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu atau leluasa. Dalam konteks negara, merdeka berarti bebas dari penjajahan, bebas dari tahanan, bebas dari kekuasaan, bebas intimidasi, bebas tekanan, dari nilai dan budaya yang mengungkung diri kita. Bagi Indonesia, kemerdekaan dari penjajahan adalah nikmat terbesar dan karunia Allah.
Di Bima dan Dompu, berbagai kegiatan dan lomba dilakukan menjelang upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kemerdekaan RI. Meski dipoles dalam suasana santai dan ceria, semuanya bermuara pada upaya menggembirakan masyarakat dan menanamkan jiwa kebangsaan. Melecutkan semangat mencintai Tanah Air. Bertema hampir seragam, kepahlawanan dan cinta Tanah Air. Suatu pendidikan karakter agar menghargai jasa para pahlawan yang berjuang memerdekakan negeri.
Nilai kemerdekaan yang selalu direfleksikan setiap tahun atau di-charger ulang ini, diharapkan mampu terus membangun kesadaran semangar mencintai Indonesia. Secara sempit, warna itu tergambar dari lomba gerak jalan, kendaraan hias, dan karnaval, khususnya yang diikuti bocah TK/SD. Demikian juga beragam jenis lomba dan kegiatan lainnya.
Momentum perayaan kemerdekaan tahun ini merupakan saat tepat untuk merefleksi kritis apa saja kontribusi kita terhadap pembangunan Indonesia. Apa bentuk penghargaan kita pada para pahlawan. Sudahkah kita mewarisi sisi rela berkorban yang mereka suguhkan. Sudahkah slogan ‘merdeka atau mati’ yang mereka gaungkan melembaga dalam hati kita. Sejatinya, sebagai generasi yang hidup dalam alam yang sudah merdeka, maka semangat membangun nilai kepahlawanan harus terus bergelora. Mencontohi pahlawan yang dulu mengedepankan nilai-nilai keberanian, kesabaran, pengorbanan, kompetisi, optimistis, dan siap sedia dengan segala kemungkinan.
Namun, fakta hari ini sebagiannya kontras. Jika melihat ke belakang pascaproklamasi kemerdekaan hingga hari ini, banyak sekali terjadi hal-hal yang pada hakikatnya bukanlah kondisi suatu bangsa yang telah merdeka. Tidak mencerminkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Contohnya, kita masih saja dijajah oleh kebodohan, ketidaktertiban, kebohongan, korupsi, dan bentuk penyimpangan lainnya. Warna tegas kesejahteraan masih parsial, hanya sekelompok kecil warga, belum menyeluruh pada lapisan masyarakat. Masih sebatas kesejahteran individual.
Dalam konteks kepemudaan, generasi muda masih dijajah oleh berbagai jenis hiburan dan hal-hal yang menimbulkan kerusakan lainnya. Minuman keras, Narkoba, dan obat keras seperti pil Tramadol. Di Dana Mbojo, misalnya, sejumlah penyakit sosial itu masih menggejala dan menuntut kerja berjamaah untuk mengatasinya. Dalam bahasa lain, banyak sisi dari artikulasi peran kaum muda yang telah jauh menyimpang dari nilai-nilai dan semangat kepahlawanan.
Tantangan ke-Indonesia-an kita saat ini adalah bagaimana semangat kemerdekaan terus menyatu jiwa individu sebagai buah dari kesadaran terhadap jasa pahlawan. Sebagai generasi muda, kitalah calon pemimpin masa depan. Kita juga harus menghargai perjuangan para pahlawan bangsa.
Soal bagaimana makna dan bagaimana mengisi pembangunan, kontekstualisasi semangat kepahlawan, pandangan Anis Matta, perlu kita renungi. Katanya “pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang memiliki naluri kepahlawanan”. Dirgahayu ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.