Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Narkoba No, Sehat Yes!

Foto BIM: Poster yang mengingatkan bahaya Narkoba yang dipasang di MIN Kota Bima.

KASUS penyitaan barang dan penangkapan warga yang terlibat kasus Narkoba terus mewarnai wajah media massa di Dana Mbojo akhir-akhir ini. Dalam hal peredaran pil Tramadol, disebut-sebut sudah masuk kondisi darurat. Ya, Darurat Tramadol! Kaum muda yang paling banyak disasar oleh ancaman serbuk dan pil ini.  Soal bahaya Narkoba inilah yang terus-menerus dikampanyekan oleh  Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bima, Ajun Komisaris Besar Polisi H Ahmad, SH. Seperti yang diingatkan saat Talkshow Refleksi Peredaran Narkoba di Bima, Sabtu (19/08) malam di Warkop Uma Kahawa Serasuba.

Saat itu, mengingatkan generasi muda agar menjauh dari konsumsi Narkoba dan pil Tramadol. Terjebak dalam tindakan destruktif itu, sangat melemahkan posisi pertahanan negara. Dalam konteks ini, patut diduga barang yang di luar negeri tempat produksinya berharga murah, namun terjual mahal di Indonesia. Secara ekonomi, masyarakat dan Indonesia dirugikan.

Sebagai daerah terbuka, Bima rawan peredaran barang itu. Apalagi,  jika ditopang level rasa keingintahuan dan coba-coba pemuda/remaja yang relatif tinggi. Menyasar kaum muda untuk objek sosialisasi merupakan pendekatan tepat. Merekalah bahan baku penting bagi masa depan bangsa ini. BNN Kabupaten Bima mesti berkolaborasi dengan elemen lain untuk bersama memerangi Narkoba.

Di tengah berbagai upaya yang dilakukan, maka perlawanan paling sengit selayaknya dilakukan di tengah keluarga. Ya, benteng itulah yang diharapkan mampu dimaksimalkan untuk mengatasi kaum muda dalam jebakan obat terlarang. Penguatan Kapasitas Keluarga selayaknya menjadi tema aktual yang disinergiskan dengan upaya berjamaah. Demikian juga dengan kegiatan yang menyuluh pemahaman soal peran orang tua terhadap pembinaan anak-anak menuju masa depannya (Parenting).
Ketika jebakan Narkoba atau pil Tramadol sudah menggejala, maka kesadaran untuk merehabilitasi diperlukan. Keluarga harus berperan aktif dan mengantar para pecandu memanfaatkan fasilitas yang disediakan negara. Misalnya proses rehabilitasi yang disediakan BNN. Suatu program positif bagi anak bangsa untuk mereka yang telah tiarap kecanduan Narkoba.

Pada sisi lain, sosialisasi urgennya pola hidup sehat merupakan upaya yang bisa dilakukan. Tubuh sehat merupakan modal berharga bagi siapa saja untuk bergerak maju. Kesehatan adalah barang mahal yang harus disadari dan dijaga. Memasukan sesuatu yang fatal bagi kesehatan tubuh (fisik) dan jiwa merupakan langkah bodoh. Saatnya kita gaungkan kembali slogan Narkoba No, Sehat Yes! Menjauhi Narkoba dalam segala jenisnya dan membudayakan pola hidup sehat. Narkoba adalah musuh diri dan pembangunan bangsa (daerah). Aspek kesehatan merupakan modal utama untuk mengembangkan kerja-kerja besar dan membangun peradaban.
Mari kita berani tegas menyatakan Narkoba No, Sehat Yes! (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait