Dompu, Bimakini.- Era tahun 70-an penggunaan gerabah untuk keperluan rumah tangga atau untuk peralatan dapur menjadi primadona. Namun, seiring perjalanan waktu dan teknologi yang kian canggih, penggunaan gerabah sudah ditinggalkan. Begitu juga perajin gerabah telah mengalihkan aktivitas mereka pada usaha lainnya.
Namun, masih ada juga yang bertahan kendati hanya melayani pesanan musiman. Seperti Aminah, warga Dusun Buncu Desa Matua Kecamatan Woja.
Dia mengakui menjadi perajin gerabah merupakan usaha turun- temurun. Kini gerabah hasil kerajinannya sudah tidak berguna lagi. Kalaupun ada yang datang membeli, itu pun hanya saat kebutuhan sunatan dan acara tradisional lainnya.
Dalam kondisi seperti itu, Aminah, mengakui tidak akan mampu bisa bertahan hidup. “Terpaksa mencari usaha tambahan lainnya,” ujarnya Rabu (09/08/2017).
Hal senada juga diungkapkan perajin gerabah, Asmah, asal Monta Baru. Dia mengakui telah “gulung tikar” dan berharap pemerintah memerhatikan kondisinya saat negara Indonesia telah 72 tahun merdeka. (BK24)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.