Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Tradisi Bakar Timbu Kembali Diminati Warga Wawo

Tradisi bakar timbul kembali muncul di Wawo.

Bima, Bimakini.- Tradisi membakar  bambu yang diisi beras ketan dan santan yang dilapisi daun pisang (Timbu, Red) sudah lama dilakukan. Namun, kini mulai diminati kembali oleh warga Kecamatan Wawo, meski yang mereka buat masih terbatas untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual.

Pantauan Bimakini.com pada beberapa desa di Kecamatan Wawo, bakar timbu kian diminati dan banyak yang suka menyantap olahan beras ketan dengan santan itu, apalagi ditambah biji-bjian seperti biji kacang panjang, la wui, dan lainnya. Kebiasaan itu banyak dilakukan warga Desa Maria, Maria Utara, Ntori, Riamau, dan lainnya. Makanan khas itu kian enak jika ditambah dengan tape beras merah.

Warga Desa Maria hamper setiap Dusun membakar timbu, terutama pada musim kemarau. Bahkan, kebiasaan baru itu dilakukan karena harga timbu semakin mahal, sedangkan kalau dibuat sendiri bisa membakar belasan potong bamboo dan bisa dimakan hingga tiga hari.

“Dari pada kita membeli dengan mengeluarkan uang puluhan ribu, lebih baik kita buat sendiri dalam jumlah banyak,”ujarnya warga Desa Maria, Saiful di Wawo, Senin (7/8/2017).

Tidak hanya itu, kata anggota Polsek Wawo ini, bakar timbu (puru timbu) bisa dilakukan secara bersama-sama lima hingga sepuluh orang. Kerja bareng seperti itu memudahkan dan tidak banyak keluar biaya. Maka tidak heran di Desa Riamau ada beberapa tempat yang melakukan bakar timbu. Tradisi orang juga terkadang saling tukar antara satu dengan lain.

“Itu semua untuk merasakan buatan teman lain mana yang lebih enak,” katanya.

Hal senada dikemukakan Fatmah dan Nanang. Jika mereka ingin makan timbu mereka berkumpul dan mengumpulkan bahan jadilah. Namun, tugas yang laki adalah mengambil dan memotong bamboo muda sebagai tempat memasak beras ketan yang dilumuri santan kelapa.

“Kami bakar bersama dan makan punya kita masing-masing. Untuk satu bamboo kadang kita tukaran untuk mengetahui mana yang lebih enak,” kata Nanang yang diamine rekan-rekannya. (BK23)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Dompu, Bimakini.- Bagi Masyarakat Dompu “Puru (bakar) Timbu” merupakan tradisi turun temurun. Tradisi ini biasanya dilakukan sehari sebelum lebaran. Seperti dilakukan warga Kelurahan Kandai...