Kota Bima, Bimakini.- Tujuh tahun menjadi tenaga kerja di Ryad, Arab Saudi, Fifi Adrianti (26) mengadukan kondisinya melalui akun Facebok-nya “Fifi Putri Bima”. Dalam video tersebut, dia memohon kepada siapapun yang melihat video itu agar menyampaikan kepada Pemerintah Indonesia dan memulangkannya.
Sontak video diunggah tanggal 13 Agustus 2017 pukul 15.30 WITA menghebohkam kampung halamannya, RT 02 RW 01 Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima. Warga setempat yang melihat video itu langsung menyampaikan kepada orang tuanya. Video itu pun menjadi bahan perbincangan warga.
Inilah transkrip yang disampaikannya dalam video berdurasi 3 menit 57 detik itu. “Minta bantuannya Pak KBRI, tolong saya minta tolong KBRI tolong, dipulangin. Bantu saya agar saya dipulangkan ke Indonesia. Saya minta tolong Pak, saya minta tolong. Saya tidak digaji, minta tolong pada semuanya. Minta cari saya di Arab Saudi,” katanya sambil menangis.
Dukungan moral pun datang dari keluarga dan warga sekitar. Mereka akan mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bima segera mencaritahu keberadaan Fifi. Sudah beberapa tahun pergi, tidak pernah ada kabarnya.
Fifi adalah keempat dari tujuh bersaudara pasangan M Amin Arsyad dan Atika. Sudah tiga tahun di negeri orang jarang ada kabarnya.
Atika yang dihubungi Rabu (16/08/2017) mengaku kaget saat ditunjukan oleh tetangganya video anak gadisnya menangis memohon pertolongan agar dipulangkan dari Arab Saudi. Apalagi, sering disiksa dan tidak pernah digaji oleh majikannya.
Diakui Atika, anak gadisnya itu pergi ke Arab Saudi pada tahun 2010 melalui PJTKI PT Marsafa Intisar yang berkantor cabang di Kabupaten Dompu. Kepergiannya pun bersama keluarga di Dompu. Anehnya, teman-temannya tiga tahun kemudian sudah kembali. Namun, Fifi belum nongol sampai saat ini.
Diakuinya, urusan informasi awalnya tidak ada masalah, sampai tahun 2014 masih ada komunikasi. Bahkan, sering mengirimi uang dari hasil kerjanya itu. Kemudian setelah itu sampai saat ini tidak ada kabar lagi. Kemudian beberapa hari terakhir ada kabar dan menceritakan kondisinya sering dipukuli dan tidak diberikan gaji.
“Keluarga tahu soal disiksa dan tidak digaji, tapi video tidak tahu saya,” ujarnya di Penaraga didampingi anak perempuannya. Diakuinya pada tanggal 2 Juli 2018 sudah melaporkan masalah itu ke Pemkot Bima melalui Dinsosnaker agar anaknya segera dapat dipulangkan. Jawaban dari pemerintah setelah beberapa waktu bahwa pada alamat yang diberikan tidak ditemukan oleh KBRI di Arab Saudi. Malah, menyuruh kabur dan mendatangi KBRI agar dapat segera diproses kepulangannya.
“Kami takut, risau nasib anak kami. Saya mohon anak gadis saya dipulang saja daripada disiksa di negeri orang,” harapnya.
Fifi pergi sejak tamat SMA, bahkan ijazahnya saja tidak sempat diambil karena ingin mencari nafkah membantu keluarganya.(BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.