Bima, Bimakini.- Dua hari terakhir ini, jajaran Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Wawo kembali mendapatkan kunjungan dari Jakarta. Mereka adalah Fasilitator Kemitraan Kepala Sekolah (Kasek) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sultan Baa, MEd, PhD dan Kepala SMPN 1 Tanggulangin Sidoarjo Jawa Timur, Drs H Kayis, MPd.
Kehadiran mereka disambut hangat oleh Kepala SMPN 1 Wawo, Mulyadin HAR, SPd, MPd, jajaran guru, dan komite sekolah. Kunjungan itu merupakan tindaklanjut dari program kemitraan Kasek SMPN 1 Tanggulangin Sidoarjo dengan SMPN 1 Wawo Kabupaten Bima.
Apa saja agenda yang mereka lakukan? Kayis mengatakan, kehadirannya sebagai pendampingan dan Sultan merupakan implementasi kegiatan yang telah dilakukan tahun 2015-2016. Pertukaran Kasek dilakukan pada bulan Desember 2015 kemudian bulan Desember 2016. Kini program itu ditindaklanjuti dalam bentuk pendampingan.
Dijelaskannya, rencana pendampingan itu dalam tiga item pokok, yakni pengembangan kurikulum, supervisi pembelajaran, dan ekosistem sekolah. Kegiatan itu dimulai dari penyusunan dokumen pertama atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kemudian penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penilaian dan supervisi pembelajaran.
Tidak hanya itu, katanya, hal yang diperhatikan juga berkaitan dengan ekosistem sekolah, pemberdayaan Komite Sekolah, kerjasama dengan instansi terkait. Selain itu, dunia usaha, alumni dan sekolah sekitar hingga perguruan tinggi. Termasuk memantau penguatan pendidikan krakter dan literasi, budaya membaca dan menulis, pemanfaatan Ilmu dan Teknologi, budaya membaca, dan pemanfaatan perpustakaan.
“Selama ini fasilitas itu sudah tersedia, tapi pemanfaatannya belum maksimal. Melalui program ini kita harapkan ada perubahan,” ujarnya di SMPN 1 Wawo, Selasa (05/09).
Bagaimana harapan dengan sekolah pengimbas? Kata Kayis, secara umum relatif sama, mungkin yang berbeda di Sidoarjo didukung SDM dan pendanaan memadai, sedangkan di Wawo soal pendanaan masih bermasalah. Untuk penguatan pendidikan karakter (PK) Gerakan Literasi Sekolah (GLS) umumnya sumber bacaan bagi anak-anak dan peralatan laboratorium teknologi Informasi dan Komunkasi (TIK).
Setelah pendampingan selama tiga tahun, kata dia, diharapkan ke depan SMPN 1 Wawo tidak lagi menjadi sekolah imbas, tetapi menjadi sekolah pengimbas atau sekolah mitra bagi sekolah lain di sekitar Wawo dan Kabupaten Bima.
“Semoga sekolah ini bisa mengimbas status mitra bagi teman-temannya,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.