Bima, Bimakini.- Aksi penipuan kembali terjadi di Desa Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Kali ini, pelaku mengaku sebagai pengojek. Modusnya meminta Nenek Habibah, warga RT 05 Desa Leu Kecamatan Bolo, menukar uang miliknya. Ironisnya, uang yang dimiliki orang tidak dikenal itu adalah uang mainan atau palsu.
Bagaimana kronologinya? Menurut pengakuan Habibah, pria yang mengaku diri pengojek itu meminta menkar uang senilai Rp200.000. Dia pun tidak keberatan. “Saat itu juga transaksipun dilakukan,” kenang Nenek, Jumat, di Bolo.
Diakuinya, sebelum transaksi dilakukan, Jumat (29/09) pagi, tepatnya di depan Masjid Raya Desa Bontokape berdiri menunggu ojek, saat itu pulang dari rumah anaknya Ibrahim di desa setempat dan hendak ke kampungnya Desa Leu.
Tidak lama menunggu, hadir orang tidak dikenal dan mengaku sebagai pengojek. Mendengar ajakan itu, Habibah bergegas menaiki sepeda motor. Laju sepeda motor pun sampai di Desa Timu, saat berada di Timu, tepatnya di Dusun Bugis, sang pengojek berbelok masuk ke gang dan menghentikan motornya.
Setelah itu, ojek tersebut meminta supaya ditukarkan uangnya senilai Rp200.000, alasannya uang itu akan diberikan kepada istrinya dan anaknya. “Saya bersedia tukar uang, karena prihatin mendengar bahwa uang itu akan diberikan kepada istri dan anaknya,” ujarnya.
Saat transaksi dilakukan gelagat pengojek itu memang mencurigakan. Saat itu, ujar Habibah, merampas uang dari tangannya. Uang mainan sudah diserahkan lebih dulu dan diterimanya. “Setelah merampas uang dari tangan saya, pelaku langsung kabur,” bebernya.
Masih kata Habibah, karena pelaku menancap gas motor dan langsung kabur berusaha mengejarnya. Namun, sia-sia saja. Sontak berteriak “maling…” dan spontan warga berkerumun mendekatinya. Akan tetapi, pengojek yang meraup uangnya sudah kabur entah kemana.
Dijelaskannya, ciri-ciri pelaku memakai baju kotak-kotak warna merah, helm putih, dan menggunakan motor warna merah. Dia tidak melaporkan kejadian ini ke Kepolisian, akan tetapi berharap kasus seperti ini jangan sampai terjadi lagi.
Dia meminta menjadikan pengalaman buruk ini sebagai contoh bagi warga lain agar selalu berhati-hati. “Saya ikhlaskan uang itu. Tetapi, saya harap seluruh lapisan masyarakat bisa berhati-hati saat perjalanan. Mereka beraksi bisa saja tidak ada niat, namun mereka melihat ada kesempatan,” ungkap Habibah.
Anak Habibah, Itam Sahlan, membenarkan kejadian itu, bahkan kejadian serupa sempat terjadi beberapa bulan lalu di Desa Madawau Kecamatan Madapangga. Dia berharap, kejadian seperti ini tidak muncul lagi di Bolo bahkan lokasi manapun. “Waspadalah, modus yang dilakukan penjahat di kota besar mulai masuk di wilayah kita,” ingat Itam. (BK36)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.