Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Wahyudiansyah: Dana FKN itu Diskriminatif Terlembagakan

Kesultanan Bima yang ambil bagian pada acara FKN di Cirebon.

Bima, Bimakini.- Keikutsertaan delegasi Kabupaten Bima dalam kegiatan Festival Keraton Nasional (FKN) di Cirebon dan Kotawaringin telah menyedot anggaran senilai Rp800 juta. Dampaknya bagi pariwisata dan geliat ekonomi  dipertanyakan. Bahakn, dinilai cenderung untuk kepentingan kelompok tertentu.

Penilaian itu disampaikan Wahyudiansyah, warga Kabupaten Bima, menanggapi pemberitaan harian ini. “Pada hakikatnya kegiatan tersebut (FKN) adalah kegiatan yang mementingkan kepentingan golongan tertentu,” nilai akademisi STIH Muhammadiyah ini Ahad (17/9/2017) melalui WhatsApp.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bima mengutus 80 orang sebagai delegasi Kesultanan Bima mengikuti acara FKN di Cirebon. Kegiatan  itu menguras APBD sebesar Rp450 juta. Selain di Cirebon, Pemkab Bima sebelumnya  juga mengutus 70  delegasi lagi untuk mengikuti acara yang sama dengan anggaran Rp350 juta. Artinya  dua event FKN itu menyedot uang rakyat dalam APBD senilai Rp800 juta.

Dia  menilai, pengucuran dana ratusan juta rupiah tersebut tidak memiliki korelasi langsung dengan kesejahteraan maupun kemaslahatan rakyat Kabupaten Bima umumnya. “Barangkali menurut kelompok tertentu adalah kewajaran, namun  pada banyak golongan adalah keterlaluan di tengah anggaran yang seharusnya lebih dapat dimanfaatkan pada kemaslahatan rakyat umum,” imbuhnya.

Namun, diakuinya, kegiatan FKN tersebut legal karena sudah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Bima. Akan tetapi,  dapat dikatakan diskriminatif yang terlembagakan. “Sumber salah, terutama kepada pemerintahan, dalam hal ini Bupati dan DPRD yang mengeyahkan anggaran karena publik tidak menginginkan itu,” katanya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dikatakannya,  setidaknya ada upaya penyaringan oleh pemerintah agar tidak terlalu besar angkanya. Kegiatan itu  dampaknya tidak terlalu besar untuk masyarakat, seperti dalam peningkatan ekonomi maupun publikasi budaya yang harus menghabiskan anggaran banyak.

“Melainkan hanya melegitimasi kehidupan feodalistik yang sudah punah termakan zaman.
Kalau buat cetak buku atau pengadaan buku untuk dibaca  pemberdayaan masyarakat atau mahasiswa bisa satu truk bukunya,”  gambarnya. (BK39)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Berbagai ragam busana Adat Mbojo ditampilkan  saat  kirab Festival Keraton Nusantara (FKN) XI 2017 di Cirebon. Kesultanan Bima menampilkan pakaian khas Sultan...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Kesultanan Bima ikut ambil bagian pada Festival Keraton Nusantara (FKN) di Cirebon, berlangsung mulai Jumat (15/9/2017). Mengikuti kegiatan ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab)...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Sekitar 60 orang rombongan peserta Festival Keraton Nusantara (FKN)  Kesultanan  Bima  tiba di Cirebon  Kamis (14/9) sekitar pukul 23.00 WITA. Awalnya, dari...