Bima, Bimakini.- Lomba gerak jalan tepat waktu yang digelar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bima, Sabtu (30/9/2017), meriah. Lomba untuk memeriahkan Hari Guru dan HUT PGRI diikuti sebanyak 95 regu dan mereka unjuk kemampuan, kecepatan dan ketepatan. Lomba itu mulai dilepas Ketua PGRI Kota Bima, Drs H Sudirman Ismail, M.Si dan Kepala UPT Layanan Dikmen Bima, Abas, S.Pd, M.Pd di depan Pandopo lama sekitar pukul 07.15 dan berakhir di lapangan Merdeka depan Asi Mbojo sekitar pukul 10.00 Wita.
Suasana kian meriah ketika peserta tibat di tempat finish disambut hangat dengan tembang dang-dut. Joget-jogetan bukan hanya menghibur tetapi melepaskan kelelahan dan kepenatan selama berlomba berpacu dengan waktu. Apalagi, penyanyi jebolan akademi dangdut Indonesia menggoyang tribun utama penyambutan.
Bukan itu saja, Ketua PGRI Kota Bima, Drs H Sudirman Ismail, M.Si bersama istri ikut bergoyang ria bersama guru SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi yang memadati areal tribun utama. Saweranpun terlihat dalam keramaian itu.
“Lomba ini bukan hanya sekadar ingin meraih juara dan hadiah, tetapi kita berharap agar para peserta menunjukkan kemampuanya dalam gerak jalan kecepatan dan ketepatan waktu,” ujar Sekretaris panitia, Syafrudin, S.Pd, usai lomba di depan Asi Mbojo, Sabtu.
Karena itu, katanya, panitia menyiapkan delapan tim penilai yang mengamati setiap regu mulai dari tempat start hingga finish. Namun, kebanyakan regu juga berburu kecepatan, tetapi kurang memerhatikan ketepatan, sehingga gagal meraih juara. Penyerahan hadiah menarik akan diberikan saat HUT PGRI 25 November mendatang. Bahkan, masih ada lomba gerak jalan santai sehari sebelum peringatan Hari Guru digelar.
Sebelum peserta lomba dilepas, Ketua PGRI Kota Bima, Drs H Sudirman Ismail, M.Si, senantiasa mengawali dengan yel-yel PGRI dan mengingatkan guru bahwa PGRI hanya satu, tidak ada dua atau tiga. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa organisasi profesi terbesar di Indonesia adalah PGRI.
“Karena itu, mari tingkatkan soliditas, jaga kekompakan karena PGRI merupakan organisasi profesi yang diakui secara Nasional sejak merdeka hingga kini,” ujarnya sebelum melepas regu lomba gerak jalan tepat waktu, Sabtu (30/9/2017).
Kata Pembina STKIP Taman Siswa ini, jika ada pejabat Dinas Dikbud Kota Bima yang diundang oleh PGRI maka hadirilah. Karena keberadaan guru tidak terlepas dari organisasi profesinya yakni PGRI. Untuk saat ini guru harus memiliki solidaritas, kekompakan dan berkreasi serta punya inovasi dalam mencerdaskan anak bangsa di Kota Bima agar berprestasi. Selain itu, memikirkan soal keprihatinan sesame guru. Di Kalimantan sudah ada guru SD yang menjadi Bupati, terbukti kesejahteraan guru meningkat. Di Kabupaten Dompu, Lombok Timur kesejahteraan guru sangat diperhatikan. Tapi bagaimana dengan di Kota Bima ini menjadi pertanyaan besar yang harus menjadi renungan guru untuk tahun politik 2018 mendatang.
“Apakah kita ingin seperti ini terus atau kita ingin berubah kepada Kota Bima yang lebih baik. Bulan Oktober ini saya akan deklarasikan pasangan calon dari jalur Independen. Kalau bukan sekarang kapan lagi guru bisa menjadi orang nomor satu di Kota Bima. Saya siap menyejahterakan guru. Ini janji dan bukan omong kosong karena janji harus ditepati,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.