Dompu, Bimakini.- Pemandangan kondisi hutan di Kabupaten Dompu tidak seperti dulu lagi. Tidak ‘perawan’ lagi. Hampir merata, gunung sepanjang jalan protokol hanya menampakkan bebatuan. Penyebab utamanya yakni aktivitas perambahan yang kian marak dilakukan oknum warga
Anggota BKPH Toffo Pajo Kabupaten Dompu, Khairul Anhar, menilai saat ini kondisi kawasan hutan di Dompu sudah rusak parah. Kerusakan tersebut disebabkan maraknya aksi perambahan oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Dia mengaku, perambahan hutan di wilayah kelola BKPH Toffo Pajo makin marak dan tidak terkendali lagi. “Tidak adanya kesadaran masyarakat, penyebab utama kerusakan hutan,” ungkapnya di Dompu, Jumat.
Meningkatnya aktivitas perambahan hutan oleh oknum masyarakat tersebut, dia menduga dikerahkan oleh oknum tertentu. Untuk itu, meminimalkan kerusakan hutan pihaknya intensif menyosialisasikan ke desa hingga kecamatan.
Dia mengajak, masyarakat Dompu agar ikut andil melestarikan hutan. Selain itu, Gubernur NTB telah menerbitkan edaran untuk proses reboisasi kondisi hutan yang sudah gundul.
Dalam surat edaran tanggal 29 September 2017 itu, ditujukan kepada Bupati dan Wali Kota se- Nusa Tenggara Barat (NTB) agar menggerakkan menanam pada lahan kritis. Gubernur mengajak semua pihak, mulai Camat, Lurah, Kepala Desa, dan elemen masyarakat agar mendukungnya.
Warga Dompu kuatir melihat kondisi hutan yang rusak dan gundul seperti saat ini. Hasanudin, warga Baka Jaya, berharap masyarakat sadar sebelum azab turun. Dia mengutip ayat Al-Quran “telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali kejalan yang benar”. “Semoga kita cepat sebelum azab diturunkan kepada kita. Mari kita lestarikan hutan,” ajaknya. (BK24)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.