Mataram, Bimakini.- Gubernur NusaTenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, didaulat oleh Pemilik Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (RS-QIM), H. Teguh Suhardi agar berkenan menjadi Narasumber Sarasehan bertema “Umat Islam dan Tantangan Kepemimpinan Bangsa ke depan”, di Rumah Sakit QIM Kabupaten Batang, Jateng, Minggu, (01/10/2017).
Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia, merupakan salah satu rumah sakit mewah di Ibu kota Kabupaten Batang Jawa Tengah. Sementara H. Teguh Suhardi yang menjadi pemilik rumah sakit tersebut, juga merupakan seorang tokoh panutan yang sangat dikagumi di Provinsi Jawa Tengah.
Sarasehan dihadiri Sekda Kabupaten Batang, Kyai Badawi (tokoh agama), jajaran pengelola RS dan sejumlah masyarakat lainnya, dimoderatori oleh KH. Anang dan berlangsung penuh dengan antusiasme ratusan audience yang hadir memenuhi aula rumah sakit Qim tersebut. Bahkan seorang warga bernama H Muhammad Yunan, berusia 95 tahun, sempat menjuluki TGB sebagai da’i pemersatu umat sekaligus sebagai aset nasional.
Pada saat itu, dihadapan ratusan warga yang hadir, Gubernur TGB mengawali materinya dengan mengutip hadist Rasulullah SAW, yang menyatakan bahwa semangat, pemikiran dan visi yang sama adalah roh silaturrrahim. “Kalau tidak ada niat, pemikiran dan semangat yang sama maka perjumpaan juga tidak akan terjadi,” terang Gubernur.
Berbicara mengenai pemimpin dan kepemimpinannya, TGB memandang pemimpin dan kepemimpinan merupakan bagian dari representasi atau cerminan dari kondisi masyarakat. Karena menurutnya, pemimpin lahir dari masyarakat. Pemimpin adalah cerminan dari umat. Pemimpin tang baik pasti akan hadir dari umat yang baik juga.
Lebih jauh Gubernur Al Hafizd itu mengupas ayat Al Qur’an dalam surat Al Baqarah, dimana adanya dialog Allah SWT dengan para malaikat tentang penciptaan khalifah (pemimpin) di muka bumi, yaitu manusia. “Malaikat menyampaikan keraguannya tentang manusia sebagai khalifah karena adanya tendesi dan potensi merusak dari manusia serta menumpahkan darah. Akan tetapi dari sisi lain, menguraikan malaikat ada dua potensi unggul yaitu tasbih dan taqdis atau mensucikan dan mengagungkan,” papar TGB.
Ahli Tafsir Al-Quran itu mempertegas dialog di atas dengan pendekatan tafsirnya bahwa ternyata Allah memilih pemimpin atau khalifah di muka bumi dengan kualifikasi tidak hanya atau tidak cukup hanya dengan taqdis dan tasbih saja. Atau tidak cukup hanya berzikir dan sibuk dengan mengagungkan Allah saja seperti malaikat. Tetapi butuh kualifikasi lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu kemampuan untuk melalukan perubahan(inovasi) dan semangat membangun kolektifitas atau kebersamaan.
TGB menjelaskan bahwa memang benar manusia punya potensi menumpahkan darah tetapi dari mereka dilahirkan para Nabi dan Rasul serta Ulama sehingga kemanfaatan potensi kebaikan yang dimiliki jauh lebih besar daripada potensi merusaknya.
Artinya, kata TGB, manusia dipilih bukan karena sempurna tapi manusia mampu juga mengkonvensasikan potensi destruktifnya menjadi perubahan-perubahan yang lebih baik.
Untuk itu, Gubernur yang ulama kharismatik itu mengajak ummat untuk senantiasa mengelola kepercayaan Allah dengan mewujudkan dan mengisi kehidupan dengan kebaikan.
“Pupuklah semangat kebersamaan dalam kebaikan, dan jangan pernah sibuk mencari-cari kesalahan dan aib orang lain apalagi fitnah dan ghibah,” pesannya sembari mengingatkan agar lebih baik mencari sahabat dalam kebaikan sebanyak-banyaknya.
“Rasul mencontohkan bahwa seorang Nabi/Rasulpun sangat membutuhkan sahabat termasuk di dalamnya adalah semangat membangun kolektifitas serta bagaimana memberi apresiasi ke para sahabatnya. Teruslah belajar, karena pelajaran bisa terbangun dari mana saja,” ujarnya.
Mengakhiri materinya, TGB menyampaikan bahwa NTB sebagai salah satu provinsi telah sukses dalam capaian MDG’s dan SDG’s, dimana instrumen yang digunakan adalah, pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial yang di dalamnya pendidikan dan kesehatan serta perlindungan lingkungan hidup. (BK37)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.