Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Ranjau Penyakit Sosial

Barang Bukti Sajam yang disita  dari tangan sekelompok pemuda di Paruga Nae.

AKHIR Oktober 2017 ini, Kabupaten Bima akan menjadi tuan rumah Musyabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXVII tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Itu berarti suasana kemeriahan akan tersaji di wilayah Kecamatan Woha dan sekitarnya. Perhelatan di Dana Mbojo, tentu saja akan menjadi tantangan tersendiri bagi panitia, tuan rumah, dan beragam sisi pelayanan. Motto MTQ kali ini terbilang komplit dimensi sasarannya. Yakni  jujur, bersih, sportif, objektif, berkualitas, dan berprestasi. Keseluruhan aktivitas itu akan bermuara pada tema utama, upaya pelestarian khasanah budaya Islam dalam membangun generasi Qurani yang bermartabat menuju NTB Gemilang.

Ya, momentum MTQ selalu menyita perhatian. Suatu kegiatan membumikan nilai-nilai Al Quran dan mengukur sejauh mana pencapaian pembinaan setiap daerah. Dalam konteks itu, sejatinya lomba ini untuk saling berbagi pengalaman, model pembinaan, tantangan yang dihadapi dan peluang yang bisa digapai. Kita berharap saat pembukaan  26 Oktober nanti di halaman persiapan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima,  Desa Dadibou Kecamatan Woha, tidak ada rintangan berarti.

Ber-MTQ dengan segala jenis lomba dan kegiatan di dalamnya tentu membutuhkan suasana kenyamanan. Tamu luar daerah dan para peserta harus disuguhkan kenyamanan suasana agar mereka punya kesan positif dan ruang untuk mengeksplorasi kemampuan terbaiknya. Siapa pun yang meraih juara merupakan duta NTB ke level nasional. Soal ini, harapan Sekretaris Daerah Kabupaten Bima, HM Taufik, agar menjadi tuan rumah yang baik perlu direspons bersama. Kalau bukan kita, siapa lagi yang bias diandalkan untuk mengondisikan suasana aman dan tertib, terutama selama perhelatan berlangsung.

Merujuk pada harapan itu, munculnya berbagai insiden dan penyakit sosial di wilayah Woha dan sekitarnya dua pekan terakhir menguatirkan. Kasus pembacokan, pemblokiran ruas jalan, penjambretan, penyitaan minuman keras dan Narkoba menghiasi ruang publik. Terakhir, sejumlah senjata tajam di Kecamatan Bolo dan sejumlah siswa di Kecamatan Woha bolos sekolah yang membawa senjata api rakitan plus anak panah. Mulai sekarang pengondisian suasana itu harus dimantapkan dan ada tindakan tegas terhadap indikasi yang bisa memecah belah persatuan, merusak harmoni, dan menabuh teror.

Peran remaja dan kaum muda Mbojo sedang ditagih. Kaum muda sejatinya berada pada garis terdepan dalam gerakan membersihkan penyakit sosial dan terwujudnya Kamtibmas ini. Demikian juga menjaga stabilitas wilayah. Persepsi negatif soal Kamtibmas Bima yang dibandrol Zona Merah, harus dikikis melalui gerakan penyadaran di level remaja dan kaum muda. Momentum MTQ NTB yang sebentar lagi digelar adalah saat tepat untuk mengekspresikannya. Mari kita suguhkan pesona Mbojo dalam keseluruhan dimensi positifnya bagi para tamu.

Sekali lagi, kita mengharapkan perhelatan nanti meraih kesuksesan dalam dua sisi, sukses dalam meraih juara dalam objektivitas penilaian dan sukses dalam keseluruhan sisi pelaksanaan. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait