
Aparat kepolisian yang berjaga dilokasi bentrok warga.
Bima, Bimakini.- Konflik dua kelompok warga di Desa Risa-Dadibou, Kecamatan Woha, belum juga surut, meskipun berkali-kali islah. Saat konflik berlanjut, warga memertanyakan kehadiran unsur Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan anggota dewan.
Amiruddin, warga Desa Dadibou mengakui konflik masih terus berlanjut, tidak hanya siang hari, bahkan malam. Suara termbakan terdengar mengganggu kenyamanan warga lainnya.
“Tidak ada kenyaman kami rasakan, siang hari ada saja saling memanas-manasi supaya memasuki persawahan, begitupn malam hari kami merasa ada penekanan,” ujarnya pada BimaEkspres, Rabu (22/11).
Kata dia, dengan kondisi seperti ini, seharusnya Pemkab dan DPRD Kabupaten Bima turun di masyarakat. Menanyakan apa keinginan masyarakat dan solusinya.
“Sampai hari ini tidak ada satupun anggota DPRD yang turun di desa kami, terutama sekali anggota dewan yang ada di Kecamatan Woha,” sesalnya.
Menurutnya, anggota dewan juga memiliki tanggung jawab moral terhadap masyarakatnya. Karena keberadaan mereka untuk memikirkan kondisi masyarakat.
“Kami sangat mengharapkan kehadiran anggota dewan, sebeb mereka sebelum mampir,” jelasnya.
Kepala Desa Risa, Ir Arifuddin juga mengakui selama tidak ada anggota dewan yang hadir di tengah masyarakat Risa-Dadibou. Minimal berkoordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) tentang situasi di lapangan.
“Haji Syamsuddin pernah duduk sama saya, tapi itu bukan sebagai anggota dewan, kapasitasnya sebagai tokoh masyarakat di Desa Risa,”jelasnya.
Dikatakannya, konflik ini menjadi persoalan Kabupaten Bima. Bisa saja hadirnya anggota dewan bisa didengarkan oleh masyarakat.
“Masyarakat sangat mengharapkan kehadiran anggota DPRD, sebab selama ini kami sudah berusaha maksimal,” jelasnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
