Mataram, Bimakini.- Sebagai salah satu provinsi lumbung ternak nasional, NTB ditunjuk dan dipercaya sebagai tuan rumah seminar internasional pengembangan ilmu pakan dan nutrisi ternak/international, “seminar of animal nutrition and feed sciences (ISAINI)” ke-5 tahun 2017.
Seminar internasional yang diikuti oleh para pakar dan praktisi peternakan dari perwakilan 5 negara, yakni Timor Leste, Malaysia, Australia, Indonesia dan New Zealand. Kegiatan digelar oleh Fakultas Peternakan Universitas Mataram dan dibuka Gubernur NTB, Dr. TGH.M. Zainul Majdi diwakili Sekda NTB, Ir.H. Rosiady Sayuti, M.Sc.,P.hD di Hotel Jayakarta Senggigi, Selasa, (7/11/2017).
Dalam sambutannya, Ros, sapaan akrab Sekda NTB, menegaskan bahwa NTB selama ini memberi prioritas perhatian khusus untuk pengembangan peternakan. Hal itu dilakukan pemda, kata Sekda mengingat memiliki potensi ruminansia yang cukup besar. Selama ini NTB telah banyak berkontribusi terhadap peternakan nasional, mulai dari pengiriman daging dan pengiriman pedet ke beberapa daerah di Indonesia. Tahun 2017 ini saja, Provinsi NTB telah mengekspor sapi sebanyak 30.000 ekor dan sapi pedet sebanyak 10.000 ekor.
Karena itu untuk mengembangkan potensi peternakan yang besar tersebut, maka sejak tahun 2009 pemda NTB terus fokus dalam pengembangan ternak sapi melalui program unggulan Bumi Sejuta Sapi (BSS).
Sekda mengatakan program NTB BSS selain dihajatkan untuk meningkatkan pertumbuhan populasi ternak sapi di Indonesia, juga untuk melestarikan budaya beternak di sebagian kalangan masyarakat NTB, yang sudah berlangsung sejak lama.
Tradisi beternak itu, khususnya di pulau Sumbawa, menurut Pak Ros, telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat yang hidup secara turun temurun. “NTB memiliki history yang cukup gemilang dalam perdagangan sapi antar pulau sejak ratusan tahun yang silam,” tandasnya.
Oleh karenanya, ke depan NTB diharapkannya akan dapat memenuhi permintaan daging yang semakin tinggi di Indonesia sekaligus sebagai penyuplai bibit ternak berkualitas bagi berbagai provinsi lainnya di Indonesia.
Ia berharap, dengan diadakannya Seminar Internasional Nutrisi dan Ilmu Pakan ternak ke-5 ini, NTB akan menjadi sentra produksi peternakan yang mampu memenuhi kebutuhan yang semakin pesat di sebagian besar negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Banyak negara berkembang mengalami defisit pakan dan masalah yang dihadapi industri peternakan, selain ketersediaan dan biaya bahan pakan yang tinggi. Di sisi lain, keberlanjutan sistem produksi pakan dituntut untuk mampu berkompetisi sebagai kunci pengembangan ternak berkelanjutan di berbagai negara, termasuk Indonesia khususnya di Provinsi NTB. “Penggunaan sumber pakan yang efisien melalui sumber pakan baru hasil riset terutama yang tidak bersaing dengan makanan manusia. Jadi, saya harap optimalisasi sumber pakan lokal bisa mengambil peran besar dalam memenuhi ketersediaan pakan ternak yang berkualitas, dengan demikian maka kemajuan teknologi pakan ternak ini akan mendukung sistem produksi ternak yang berkelanjutan”, pungkasnya. (BK37)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.