
Elemen Desa Tanjung Luar, Lombok Timur yang mendukung peembangunan Dermaga Pantai Pink.
Mataram, Bimakini.- Polemik pembangunan dermaga pantai pink di Desa Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, menuai pro kontra. Mereka yang menyoroti melihat terganggunya estetika kawasan wisata tersebut.
Kelompok yang setuju, keberadaan dermaga akan memudahkan wisatawan menikmati kawasan wisata pantai pink. Selain manfaat ekonomi ikutan lainnya dengan keberadaan dermaga tersebut.
Kepala Desa Tanjung Luar, Mukti Ali menyayangkan penolakan pembangunan dermaga sandar di pantai pink. “Yang menolak itu, bisa jadi tidak cukup referensi faham terhadap laut, yang tidak tau pantai pink,” ujarnya dalam siaran persnya, Sabtu (16/12).
Mukti mengaku tahu persis medan dan geografi pantai pink yang memang membutuhkan dermaga sandar. Apalagi aktivitas kunjungan wisatawan dipantai pink melonjak.
Warga Tanjung Luar, kata dia, mengapresiasi Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata NTB yang memberi atensi terhadap pengembangan sarana pariwisata di pantai pink. “Saya berkepentingan karena mayoritas boat penghantar tamu berasal dari Desa Tanjung Luar, malahan kami sudah mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk mendukung wisata pantai pink,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Pemuda Sadar Wisata atau PokDarWis Tanjung Luar , Lalu Muh Dalil dan Ketua Boatman Tanjung Luar – Pink, Muhammad mengatakan, sebagai pelaku wisata berharap agar dermaga tersebut cepat selesai. Karena bermanfaat bagi boat dan masyarakat nelayan sekitar.
Apalagi, kata Muhammad, musim air laut surut, kesulitan membawa tamu atau wisatawan sampai ke tepi pantai. Karena terhalang oleh batu dan karang laut. “Terpaksa kami turun dan mendorong sampan kami kedarat bersama wisatawan,” ungkapnya.
Ketua PokDarWis Tanjung Luar, Lalu Moh Dalil heran munculnya penolakan dari berbagai pihak. “Program yang baik dan bagus kok ditolak. Selain itu manfaatnya sangat besar untuk kemajuan pariwisata di wilayah selatan Lotim,” ucapnya.
Kelompok Tani Hutan (Pengelola areal publik pantai pink), Turmuzi mengatakan, pembangunan dermaga Jetty oleh Dinas Pariwisata NTB sangat relevan dengan kebutuhan. Karena Dermaga Jetty merupakan akses penting yang dibutuhkan wisatawan menggunakan jalur laut.
Selain itu, Turmuzi menyebutkan selaras dengan konsep peruntukan area publik. Pantai pink membutuhkan cara penanganan terhadap dampak kerusakan ekosistem akibat pembuangan jangkar sembarangan oleh nelayan. “Pada musim tertentu surut terendah air laut menyebabkan para bootman tidak bisa bersandar kepantai yang memaksa mereka membawa penumpangnya kepinggir menggunakan alat lain dan mereka jalan menginjak terumbu karang sepanjang tempat surut terendah tersebut,’ jelas Turmuzi
Pembangunan dermaga juga, kata dia, karena jalur darat rusak parah. Alternatifnya adalah jalur laut dengan pembangunan dermaga. (IAN/*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
