Bima, Bimakini.- Bentrok warga Desa Risa dan Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, belum juga selesai. Upaya provokasi oleh oknum warga masih terus terjadi.
Kenyataan ini makin menguatirkan warga. Apalagi warga menilai sudah ada lagi yang peduli dengan kondisi di dua desa tersebut. Kenyataan itu dirasakan kepala Desa Ddaibou, Yakub, SH dan Kepala Desa Risa, Ir Arifuddin.
Kepala Desa Dadibou Yakub, SH mengatakan, saat ini masih terjadi saling provokasi dengan membunyikan suara senjata api rakitan maupun mengibarkan bendera di areal persawahan.
“Tetap ada aksi profokasi oleh beberapa warga kedua Desa, makanya masyarakat lain tidak nyaman kalau terjadi bentrok,” ujarnya, Jumat (8/12).
Yakub mengaku sudah kewalahan menangani konflik ini. Imbauan dan pendekatan terhadap kelompok muda sudah dilakukan. Demikian juga dengan orang tua di Dadibou.
“Islah di Kantor Camat, damai diperbatasan kedua desa dan imbauan sudah dilakukan, apa lagi yang harus saya lakukan,” keluhnya.
Apalagi, kata dia, sudah ada ada lagi unsur Pemda dan Kecamatan yang turun tangan. Hanya aparat kepolisian dan TNI yang terus berupaya mencegah bentrok.
“Bupati dan anggota DPRD hanya mendegarkan informasi bentrok ini, anggota dewan di Kecamatan Woha sampai hari ini tidak pernah turun,” ujarnya.
Bahkan, Yakub mengaku pernah menyampaikan ke Bupati Bima dan anggota dewan untuk turun di tengah masyarakat. “Saya sampaikan langsung ke Bupati, kalau Desa Dadibou dibakar seperti Dusun Godo tahun 2012 silam, Kantor Bupati menjadi tempat tinggal masyarakat,” jelasnya.
Hal yang sama disampaikan Kepala Desa Risa, Ir Arifuddin. Hingga kini belum ada anggota dewan yang turun ke Risa, demikian juga unsur Pemda dan Kecamatan.
“Polisi dan TNI hanya Patroli, sebenarnya kami membutuhkan Bupati dan anggota DPRD, mereka adalah tokoh masyarakat, bukan menghindar dari masalah masyarakat,” kata dia. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.