Kota Bima, Bimakini.- Bentuk masjid Amahami yang menghabiskan anggaran Rp15 miliar dipertanyakan. Karena berbeda dengan Maket yang beredar selama ini.
Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Sudirman DJ, SH, mempertanyakan perbedaan antara wujud akhir dengan Maket yang disebarkan oleh pemerintah.
“Kalau kita lihat kondisi bangunan tersebut, jauh dari perencanaan dan ekspektasi,” terangnya saat dihubungi via telepon, Selasa.
Menurutnya, melihat kondisi bangunan sekarang ini, ada perubahan dari rencana dan gambar terlihat. Dia menyorot, tinggi bangunan terlihat dibawah permukaan jalan, kemudian tinggi menara sejajar dengan atap. Begitu pula bentuk atap.
“Perhatikan saja kondisi masjid dari jalan, kan yang keliatan hanya atap saja. Harusnya, nilai estetika bangunan masjid yang ditonjolkan untuk terlihat dari jalan. Ini kan sudah terhalang taman dan menara depan,” katanya.
Sementara, sambung duta Gerindra itu, tujuan pembangunan masjid Ama Hami agar terlihat megah dari
tampak depan jalan. “Realisasinya malah tenggelam dan hanya terlihat dari sisi samping saja. Hal Ini harus dikoreksi oleh Pemkot Bima saat pekerjaan,” ucapnya.
Pekerjaan atap masjid, kata dia, disampaikan kepada masyarakat melalui Maket terlihat susun dua pada bagian atap, yang terealisasi hanya terlihat satu.
Demikian pula empat menara, ungkapnya, dalam gambar dan Maket disosialisasikan ukuran tinggi mewakili desain masjid pada umumnya, namun realisasinya kini malah pendek dan lebih tinggi bagian atap.
Dia menambahkan, kalau berdasar hasil Badan Anggaran (Banggar) terakhir, catatan dari Gubernur NTB bahwa pekerjaan dibayar sesuai hasil pekerjaan. “Artinya, kalau ada perbedaan pembangunan, pembayaran tidak bisa dilakukan seperti itu,” imbuhnya.
Pekerjaan akhir masjid tersebut diawasi oleh Badan Pengaudit Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Bagaimana wujud pengawasan, dsia menyarankan menghubungi institusi BPKP. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.