Bima, Bimakini.- Pemotongan dana bantuan kembali terkuak. Kali ini, di SDN 3 Sila Kecamatan Bolo diduga menyunat dana Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50 ribu per siswa dari total bantuan Rp450 ribu.
Hasil pemotongan itu dibagi-bagi, sebagian untuk pembelian materai, insentif operator, pegawai BRI dan rencana pembuatan pagar sekolah.
Orangtua siswa, Nurayu, mengaku anaknya hanya menerima dana PIP sebesar Rp400 ribu, dari total seharusnya Rp450 ribu.
“Berdasarkan pengakuan anak saya, semua siswa dipotong masing-masing 50 ribu,” akunya ditemui di kediamannya, Ahad.
Nurayu mengatakan, mengetahui bantuan PIP cair setelah diberitahu sepulang sekolah anaknya, Kamis (01/2).
“Anak saya kasi tau uang tersebut sudah keluar dan disuruh ambil di rumah kepala sekolah. Saya ke sana menerima uang dan dikasi 400 ribu, sementara dalam buku rekening tercantum 450 ribu,” jelasnya.
Adanya pemotongan itu, kata Nurayu, tidak ada informasi awal, sehingga muncul ansumsi sepihak dilakukan. “Harusnya, kita diberitahukan dahulu,” sesalnya.
Wali murid lain, Eti Supriyati, mengakui hal senada. Dia mengatakan, menerima dana PIP Rp40 ribu dari seharusnya Rp450 ribu. “Tidak ada koordinasi lebih awal dengan kita,” ungkapnya.
Dia mengaku, akan menerima pemotongan itu asalkan untuk keperluan sekolah.
Dia berharap, apabila ada bantuan cair agar dirapat terlebih dahulu dengan wali murid untuk hindari sesuatu hal. “Kita bisa membahas dan pasti diterima sepanjang untuk kebutuhan sekolah,” katanya.
Kepala SDN 3 Sila, Hj Rahmah, SPdSD, membenarkan memotong dana PIP sebesar Rp50 ribu per siswa. “Uang itu untuk beli materai, insentif operator, dan untuk pegawai BRI yang mempercepat pencairan,” katanya ditemui di kediamannya, Ahad.
Selain itu, jelasnya, untuk pembuatan pagar pembatas sekolah karena warga masuk di sekolah dan mengganggu kenyaman.
Operator SDN 3 Sila, Maryati, SPd, jumlah penerima bantuan PIP tahapan sekarang sebanyak 38 siswa, mulai kelas I hingga kelas enam.
“Sekolah sempat memberitahu siswa agar menyampaikan pada orang tuannya untuk datang ke sekolah menerima uang, karena saat itu hujan akhirnya diarahkan mengambil di rumah kepala sekolah,” tuturnya.
Dia mengaku, uang dari pemotongan itu sebagai biaya administrasi karena semua biaya berkaitan pencairan bantuan ditanggung sekolah. “Siswa tinggal terima saja uang tersebut dan anggaran ditanggung sekolah,” keluhnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.