Bima, Bimakini.- Satu bulan terakhir, harga bawang merah samakin anjlok. Sebelumnya harga Rp 1,3 juta perkuintal, kini Rp 900 ribu. Kondisi itu membuat petani galau dan meradang.
Fadli, petani bawang merah asal Desa Ngali, Kecamatan Belo mengatakan, harga bawang merah anjlok mulai bulan lalu. Harganya terus turun sampai saat ini.
“Sebagian besar petani hutang ke bank untuk modal produksi bawang merah. Saat ini, saya juga mempunyai hutang. Kalau harganya tidak kunjung naik, maka kuatir tidak bisa membayar,” keluhnya.
Rullah, petani bawang a sal Desa Tangga, Kecamatan Monta mengatakan, anjloknya harga bawang merah karena produksi berlimpah dan tidak bisa lama disimpan. Karena sebagain petani belum memiliki tempat penyimpanan.
“Kami berharap pemerintah menstabilkan harganya. Jangan hanya ditindak kalau harga tinggi saja. Harga rendah seperti ini juga harus bertindak,” katanya.
Dia mengatakan, bawang merah di Monta saat ini sangat berlimpah. Masa panen yang sudah berjalan di masing-masing desa.
“Kami minta pemerintah perhatikan harga bawang merah kalau mau masyarakat petani bawang sejahtera.” harapnya.
Usman, petani bawang merah asal Kecamatan Woha, mengaku menanam bawang merah di dua petak lahan miliknya. Bawang merah yang ditanamannya itu bisa panen dua bulan sekali.
“Proses mulai menggarap lahan tanam bawang hingga panen dengan jumlah dua petak sawah tidak sedikit biayanya,” jelas dia di Woha Sabtu (10/2).
Kata dia, biaya produksi petani minimal 10 juta hingga panen. Jika harganya hanya Rp 900 per kuintal, maka petani merugi. Karena tidak dapat menutup biaya operasinal.
“Kami meminta harga bawang merah minimal Rp 1,5 juta per kuintal, baru bisa menutupi biaya dikelaurkan, kami tidak berpikir labanya,” ujarnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.