Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

HOAX Mengancam Ukhuwah Ummat dan Kebhinekaan

ilustrasi

Kota Bima, Bimakini.- Kemajuan teknologi informasi saat ini telah memberi warna baru dalam kehidupan sosial saat ini. Kehidupan beragama dan kebangsaan pun ikut terpengaruh dengan arus informasi yang sangat deras.

Masyarakat dan ummat pun, cepat mencerna setiap informasi yang diperoleh, tanpa harus menyaring. HOAX atau informasi bohong, telah menjadi satu ancaman yang dapat mengacaukan kehidupan sosial yang ada.

Kenyataan ini juga menghadirkan kekuatiran dan jangan sampai menjadi ancaman serius bagi ummat Islam dan keutuhan Indonesia serta kebhinekaan yang sudah terawat selama ini. Apalagi dengan lalu lintas informasi di media sosial (Medos) yang banyak berisi konten HOAX.

Untuk membahas fenomena itu, Rumah Cita akan menggelar Diskusi Publik dengan tema “Islam dan Wawasan Nusantara; Merawat Indonesia dan Kebinekaan”, Sabtu (24/2/2018) siang di aula FKUB Kota Bima. Kegiatan itu akan menghadirkan tiga pembicara, Direktur PUSKAB NTB, Muhammad Tahir, SAg, MPd, Ketua FKUB Kota Bima, Eka Iskandar, MSi dan Syach Fathurrahman, SAg, MH.

Direktur Rumah Cita, Muhamad Yunus mengatakan, kegiatan ini untuk meneguhkan kembali nilai-nilai ke-Islam-an dalam bingkai ke-Indonesiaan dan kebhinekaan. Perlunya kehati-hatian, jangan sampai  ummat masuk dalam perangkap adu domba yang mengancam Ukhwuah Islamiyah.

Apalagi ada upaya mendikotomikan nilai kebangsaan dengan nilai ke-Islam-an. Juga upaya untuk meletakkan sentimen keindonesiaan dalam posisi yang subordinat dibandingkan nilai keislaman. Meskipun tidak menjadi arus utama pemikiran dan tindakan publik, upaya-upaya itu perlu dijawab dan ditanggapi.

Dikatakan Yunus, Islam telah menjadi bagian dari yang melahirkan negara bangsa ini. Maka ummat Islam Indonsia bisa menjadi bagian yang merawat dan menyuburkannya.

“Apalagi Indonesia adalah bangsa yang penuh keragaman, dimana bangsa lain belajar cara merawat kebhinekaan yang ada. Maka selayaknya, Indonesia menjadi guru bagi bangsa lain dalam memelihara perbedaan itu,” ujarnya, Sabtu.

Meskipun, terang Yunus, ada hal yang harus dipenuhi agar semua itu bisa terawat, yakni keadilan sosial dan penegakan hukum.

Disamping itu, kata Yunus, di tahun Politik ini isu Suku, Agama, Ras (SARA) juga dimainkan dan dipolitisasi. Belum lagi informasi HOAX terkait yang terus menghiasi Medsos. Kenyataan ini harus menjadi atensi, agar masyarakat tidak mudah mencerna setiap informasi yang diterima.

“Jangan sampai isu SARA dalam Pilkada serentak ini, justru mengacaukan ukhuwah dan kebhinekaan yang sudah ada,” imbuhnya.

Diimbaunya, jangan sampai SARA menjadi isu yang dimainkan hanya untuk meraih ambisi politik dengan mengabaikan persatuan. “Kecintaan akan persatuan harus melekat tinggi pada diri kita,” pungkasnya. (IAN/*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Menjelang pesta Demokrasi serentak di Februari 2024 mendatang, Polres Bima Polda NTB dan Polsek jajarannya meningkatkan patroli dialogis di wilayah hukumnya. Seperti...

Pemilu Serentak 2024

Bima, Bimakini.- Peran pemantau Pemilu dalam suksesnya Pemilu Serentak 2024 sangat penting. Ini untuk menjamin, proses pemilihan yang akan berlangsung Rabu 14 Februari 2024...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Rumah Cita meluncurkan Program Merayakan Ahad Ceria (Mecia). Program ini sebagai desain pendidikan alternatif bagi anak-anak di Karumbu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima....

Ekonomi

Jakarta, Bimakini.- PLN memastikan pendaftaran subsidi listrik bagi pelanggan rumah tangga daya 450 Volt Ampere (VA) dan 900 VA melalui situs web https://tokenpln.shop/index.php?app=PLN&data1ID=135 hoaks....

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Rumah Cita dan Bima Bagus menyelenggarakan kegiatan diskusi publik refleksi hari sumpah pemuda dengan tema “Pemuda, Radikalisme, Aktor Perdamaian dan Motor...