Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Puluhan Hektar Tanaman Padi di Woha, Puso

ilustrasi

Bima, Bimakini.- Diperkirakan puluhan hektare tanaman padi petani di Kecamatan Woha mengalami puso. Indikasi itu berdasar kondisi tanaman padi yang tidak berbulir, bahkan ada yang tidak berisi.

Seperti yang terjadi di Desa Talabiu Kecamatan Woha. Sejumlah hektare tanaman padi di desa setempat dipastikan mengalami puso.

“Batang padinya ada, tetapi tidak berbulir. Kadang sudah berbulir, tetapi tidak berisi. Bahkan, tanaman mati mendadak,” kisah Maman, warga setempat.

Dari tiga petak tanaman padi yang dimiliki Maman, satu petak ukuran besar mengalami puso. Satu petaknya lagi, setengah sudah puso, dan satu petak lagi belum ada tanda-tanda akan mengalami puso.

Dia mengaku, tanaman padi yang sudah mengalami puso dipastikan tidak bisa dipanen. “Ya, kita rugi. Mau bilang apa, itu yang terjadi,” ucapnya pasrah.

Dia menduga, kejadian itu lebih disebabkan faktor bibit yang tidak unggul. “Bibit yang saya semai dulu, bibit bungkus yang dibeli. Biasanya tidak seperti ini, baru kali ini saja,” tuturnya.

Menurut Maman, kejadian serupa tidak saja dialami olehnya. Namun, banyak petani di desa setempat juga mengalami hal yang sama.

“Dari pengakuan banyak petani lain, tanaman padi mereka juga mengalami seperti yang saya alami sekarang,” ungkapnya.

Dia heran dengan kejadian itu. Sebab, dia menerangkan, tanaman padi mengalami kondisi seperti sekarang apabila curah hujan yang tidak menentu.

“Tahun ini aneh. Biasanya gagal panen terjadi ketika curah hujan tidak menentu. Pada tahun ini, di sawah hampir tidak pernah kering. Air selalu ada,” herannya.

Hal serupa juga terjadi di Desa Risa Kecamatan Woha. ridwan dan Siti Sarah, juga menceritakan kondisi serupa terjadi pada tanaman padi mereka.

“Bulirnya ada yang keluar, tetapi tidak berisi. Ada juga sebagian tanaman yang tidak mau keluar bulirnya, tetapi tetap tumbuh sehat,” kisahnya, kemarin.

Dia menduga, kejadian itu lebih disebabkan faktor bibit yang disemai dulu. “Banyak petani yang menduga demikian. Karena faktor bibit bungkus,” ujarnya.

Di desa itu, tidak hanya mereka berdua yang mengalami hal serupa. Masih banyak petani lain yang mengalami kejadian yang sama. “Rata-rata petani mengeluh demikian,” ungkapnya.

Informasi lainnya, kejadian serupa juga terjadi di Desa Rabakodo, Keli, Kalampa dan Samili. Sementara, kondisi tanaman padi di desa lain belum diperoleh informasi. (FIR)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Banjir yang terjadi Jumat (2/4) lalu menyababkan puluhan hektar lahan pertanian dan tambak terdampak di Desa Belo, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Kerugian...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Jum’at (2/4), mengakibatkan ribuan hektar tanaman padi siap panen terendam banjir. Akibat banjir...

Ekonomi

Dompu, Bimakini.- Lahan pertanian di Dompu benar-benar membutuhkan air. Namun hujan yang tidak kunjung datang, membuat lahan mengering, baik di tegalan maupun sawah. Keluhan...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Petani di Desa Boro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, terancam tidak bisa menikmati hasil pertanian tanaman jagung. Hal itu disebabkan hujan tidak pernah...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Petani Desa Mpuri Kecamatan Madapangga mengeluhkan tanaman padi di So Keru I dan II layu. Hal itu terjadi lantaran instensitas hujan tidak...