Bima, Bimakini.- Keberadaan sampah di areal pantai Kalaki Kecamatan Palibelo tetap menumpuk, baik di darat maupun di laut, meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima bersama instansi lain rutin membersihkan setiap pekan.
“Sampah di Pantai Kalaki belum seberapa, ketimbang sampah di kota besar maupun kota maju di Indonesia. Penanganam sampah di Pantai Kalaki hampir setiap pekan, tetapi tetap saja menumpuk,” akui Wakil Bupati (Wabup) Bima, Dahlan M Noer, saat acara Musrenbanng tingkat Kabupaten Bima di Kecamatan Bolo, Rabu (21/3).
Dia mengatakan, pantai Kalaki merupakan bibir pantai yang strategis bagi masyarakat Bima, dan strategis pula sebagai tempat penumpukan sampah berbagai jenis.
“Sampah yang menumpuk di Pantai Kalaki tersebut dibawa gelombang laut dari alur sungai Nggembe, Parado, Belo, bahkan Kota Bima, dan bermuara di sana,” terangnya.
Persoalan sampah, diakuinya, merupakan isu setiap daerah, bahkan setiap kebijakan yang dianggap kurang tepat akan selalu mendapat tanggapan miring oleh publik, sehingga asumsi publik tertuju pada Kabupaten Bima.
“Semua akan tertumpu pada Kabupaten Bima. Masalah di Kabupaten Bima sangat seksi, karena semuanya tertuju pada daerah yang kita pimpin sekarang,” imbuhnya.
Dia merasa, gangguan Kamtibmas yang selama ini terjadi di Kabupaten Bima, menjadi kendala pemerintah mengerjakan program pembangunan, tindakan dan sikap baik pemerintah dan OPD lingkup Pemkab harus dievaluasi kembali penanganannya.
“Bima RAMAH belum terlaksana, masalah keamaman, penegakkan hukum belum ditegakan dengan baik, sehingga gangguan Kamtibmas terjadi di mana-mana,” akuinya.
Dalam kegiatan Musrenbang tingkat Kabupaten Bima itu, dia meminta, program pembangunan harus diprioritaskan, baik membangun mental masyarakat maupun membangun infrastruktur.
“Saya yakin dan percaya bila semua merasa memiliki Kabupaten Bima, kita akan bekerja sama menjadikan daerah lebih baik dari tahun sebelumnya,” tandasnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.