Kota Bima, Bimakini.- Bank Dunia berkunjungan ke Kota Bima untuk berkoordinasi di Bidang Kesehatan di Kota Bima, Senin (23/4). Mereka juga menghadirkan konsultan sektor kesehatan dari Malaysia, Ms Melissa Chew.
Mereka diterima Sekda Kota Bima Drs H Mukhtar, MH, di ruang rapat Walikota Bima, didampingi Asisten I Setda Kota Bima Bidang Kesejahteraan Sosial.
Hadir pula pimpinan dan jajaran instansi terkait, antara lain Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Kepala Puskesmas se-Kota Bima.
Kunjungan Bank Dunia ke Kota Bima diagendakan selama dua hari. Senin (23/4) diisi dengan pertemuan dan diskusi dengan stakeholders. Selasa (24/4) kunjungan lapangan ke Puskesmas, Posyandu dan PAUD.
Plt Humas dan Protokol Kota Bima, Syahrial Nuryadin mengaku, pada pertemuan itu isu pokok yang dibahas dalam misi ini adalah penanganan stunting atau gizi buruk. Perwakilan bank dunia Melissa Chew secara khusus mengapresiasi Pemerintah Kota Bima yang berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan.
Karena Salah satu tujuan kunjungannya adalah untuk bertukar pengalaman penanganan stunting serta mengambil best practice di Kota Bima sehingga mampu menurunkan angka penderita gizi buruk secara signifikan.
Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi kurang dalam waktu cukip lama akibat pemberian makanan yang tak sesuai kebutuhan gizi.
Stunting dapat diintervensi dengan gizi spesifik dan gizi negatif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita.
Yang meliputi intervensi gizi spesifik, yaitu pemberian makanan pada ibu hamil, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI didampingi oleh pemberian MPASI pada usia 6-24 bulan, dan berikan imunisasi lengkap pada anak.
Intervensi gizi sensitif dilakukan melalui berbagai kebiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% intervensi stunting. Kegiatan terkait intervensi gizi sensitif dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas Kementerian dan Lembaga.
Yang meliputi intervensi gizi sensitif, yaitu menyediakan dan memastikan akses pada air bersih dan sanitasi, menyediakan akses ke layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua, dan memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja.
Tambah Syahrial, Dari pertemuan dan kunjungan itu, Melisa berharap mendapat gambaran yang lengkap tentang keberhasilan penanganan stunting di Kota Bima. Karena Salah satu fokus studi kami adalah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi masing-masing instansi terkait. Keberhasilan di Kota Bima bisa menjadi salah satu acuan untuk peningkatan program ini kedepan. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
