Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Warga Bara Hentikan Pembangunan Jembatan Padolo

Warga saat mendatangi lokasi pembangunan Jembatan Padolo dan meminta pekerja menghentikan aktivitasnya.

Kota Bima, Bimakini.- Warga Kampung Bara, Kelurahan Paruga, Kota Bima, terpaksa memberhentikan aktivitas pekerjaan pembangunan jembatan Padolo, Ahad (22/7) pagi. Mereka keberatan dengan pelaksana proyek  yang tidak ada sosialisasi ke masyarakat.

Bahkan warga kuatir, pembangunan jembatan Padolo  itu jutsru akan  semakin mengancam saat banjir.

Abuyas, warga Kampung Bara mengaku, sejak awal tidak ada sosialisasi kepada masyarakat. Saat pembongkaran hanya doa bersama dengan masyarakat.

Kata dia, aksi protes warga ini, karena  adanya garis tanda merah di setiap bangunan di sepanjang kanan kiri jalan. Tanda tersebut diduga tinggi pembuatan talut jembatan.

“Kalau tanda garis merah itu batas ketinggian talud, maka bangunan sepanjang jalan ke arah utara dan selatan jembatan akan tertimbun semua, ini yang mau kami ketahui,” ujarnya di lokasi.

Jika itu benar, kata dia, maka tidak menerima bila itu sesuai perencanaan pembangunan. Sebab lingkungan setempat dinilai akan menjadi danau saat musim hujan, apalagi jika  terjadi banjir.

“Warga sepakat menghentikan sementara waktu pembangunan jembatan. Kami minta kejelasan atau pelaksana harus sosialisasi dulu,” kata dia.

Ketua RW 04 Kampung Bara, Kelurahan Paruga, Syahrul, juga mengaku, pembangunan jembatan tidak pernah disosialisasikan kepada warga. Masyarakat mengeluhkan aktivitas pembangunan jembatan selama ini yang sangat menggangu.

“Pekerjaan hari ini dihentikan untuk sementara waktu,  karena tidak ada kejelasan dari pihak pelaksana terutama pemerintah,” katanya.

Masyarakat, kata dia,  memertanyakan tanda garis merah tersebut. “Kami lakukan audiensi dengan pelaksana dan pemerintah, ini harus, kalau belum maka pekerjaan tidak bisa silanjutkan,” jelas dia.

Lanjut dia, pembangunan jembatan ini memiliki dampak langsung ke masyarakat. Ini mestinya dikaji saat dilakukan perencanaan.

“Kondisi sosial harus dilihat. Itu adalah salah satu syarat pelaksanaan proyek. Karena itu bersentuhan langsung dengan masyarakat,” jelas dia.

Pantauan Bimakini.com, warga keluar dari perkampungan dan berkosentrasi di sebelah utara jembatan yang dibongkar. Mereka langsung meminta pekerja untuk menghentikan aktivitasnya.

Saat itu, pihak Polsek Rasanae Barat mengamankan lokasi untuk menghindari hal lain yang tidak diinginkan. (MAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui instansi teknis dalam waktu dekat akan membongkar jembatan Penatoi dan Padolo untuk direhab ulang pasca banjir bandang....

NTB

Kota Bima, Bimakini.- Wakil Gubernur NTB, HM Amin, SH, MSi meninjau Daerah Aliran Sungai (DAS) Padolo Kota Bima, Senin (05/06/2017). Didampingi sejumlah kepala SKPD,...