Mataram, Bimakini.- Akademisi Universitas Brawijaya, Dr Eng Fadly Usman mengatakan, masyarakat NTB perlu disadarkan tentang pentingnya membangun hunian yang ramah terhadap gempa. Mengingat NTB, khususnya Lombok merupakan daerah yang kerap dilanda gempa.
Dia kemudian mengilustrasikan kesigapan warga Jepang jika dilanda gempa. “Di Jepang semua struktur bangunannya dirancang dan ramah terhadap gempa untuk meminimalkan dampak dan korbannya,” ujar Dr Eng Fadly Usman yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bencana Indonesia untuk Gempa dan Tsunami, Selasa.
Selain itu, kata warga Jepang dari mulai kecil sudah diberikan pemahaman untuk safety jika terjadi gempa. Termasuk memasang alat-alat sederhana yang mudah dilihat dan dirasakan jika gempa itu terjadi.
“Dijepang, rata-rata warganya memasang lampu itu digantung , bukan ditempel di plafon. Jika gempa tiba, maka lampu gantung tersebut akan berayun. Juga disetiap rumah atau sekolah, warga Jepang membiasakan diri menaruh air kemasan dimeja, jika ada gempa, maka air tersebut akan bergoyang. Itu salah satu early warning yang mudah dilakukan,” ungkap Wakil Ketua PP Persatuan Guru NU (Pergunu) ini.
Lebih jauh dikatakannya, karena wilayah Indonesia khususnya bagian selatan rawan gempa, menyarankan agar edukasi mitigasi gempa ini bisa masuk kurikulum, minimal dimasukan dalam sub mata pelajaran sosial lainnya yang terkait. “Hal ini agar setiap warga negara Indonesia memiliki pengetahuan dan cara perlindungan diri yang cepat saat terjadi gempa ataupun bencana lainnya,” tukasnya di Kantor PW NU Mataram.
Disarankannya, bila gempa terjadi, sebaiknya tidak lari keluar, tapi berlindung di bawah kolong meja untuk menghindari benturan langsung. “Maka setiap rumah hendaknya memiliki meja yang cukup kuat untuk menahan reruntuhan sebagai upaya antisipasi,” pungkasnya. (IAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.