Bima, Bimakini.- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima, Ir Hj Nurma, MSi, mengaku harga garam lokal saat ini masih di bawah standar. Sebab dipengaruhi produksi garam di daerah lain yang meningkat.
“Harga garam lokal saat ini belum bisa menunjukan perubahan signifikan, sebab beberapa daerah juga produksi garamnya meningkat,” jelasnya di Taman Kalaki Kecamatan Palibelo, Selasa (28/8).
Kata dia, hukum ekonomi berlaku dalam transaksi jual beli komoditi apapun. Bila produksi meningkat, maka harga pasti turun.
“Saya yakin dalam waktu dua bulan kedepan, harga garam lokal akan naik kembali seperti tahun sebelumnya,” kata dia.
Saat petani garam mengeluhkan rendahnya harga, Pemerintah daerah berupaya mempertahankan produksi untuk tidak diekspor ke laur. “Upaya Pemda dalam meningkatkan harga garam daerah, yaitu dengan menunda jual, entah nanti akan dibeli oleh PD Wawo atau koperasi yang mengayomi masyarakat dengan harga yang tinggi,” katanya.
Tidak hanya itu, Pemda juga akan berkoordinasi dengan perusahaan di luar daerah, agar membeli garam. Agar proses penjualan dapat terakomodir dan mendapatkan harga di atas rata-rata.
Lanjut dia, tahun 2019 hingga 2021, Pemda akan upayakan mencapai target produksi garam KP 1 dan KP 2 dengan menggunakan menejemen air. Dengan adanya pencapaian itu pemerintah pusat dapat mengalomodirnya.
“Bila produksi garam dengan Geoisalator ini meningkat maka akan ada pendapatan lebih bagi masyarakat petani garam dan menjadi rujukan pemerintah pusat untuk diakomodir,” kata dia.
Harga garam yang menggunakan geoisalator saat ini mencapai Rp40 ribu per karung. Selain itu, di bawah harga Rp40 ribu.
“Tidak terlalu signifikan harganya, namun dia berharap harga dua bulan kedepan ada perbedaan antara 20 hingga 30 ribu,” pungkasnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.