Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Panitia Lomba Kesenian Tradisional di Paruga Nae Bolo Disorot

Bima, Bimakini.- Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima menggelar lomba kesenian tradisional yakni kareku kandei dan biola tunggal di Paruga Nae Bolo, Senin (27/8) hingga Selasa (28/8). Usai menggelar pentas lomba tersebut, banyak sampah yang berserakan.

Kebersihan di Paruga Nae pun terganggu dengan pemandangan banyaknya sampah. Apalagi acara tersebut dihadiri Jajaran Dinas Dikbudpora dan Jena Teke Kesultanan Bima.

Salah seorang pemuda Desa Leu, Abdurrahman mengungkapkan, selain meninggalkan sampah, merusak pemandangan. Baghkan tidak ada koordinasi lebih awal dengan pemuda setempat.

Apalagi, kata dia, tempat pentas yang digunakan disediakan oleh Pemuda Kecamatan Bolo untuk kegiatan kesenian. “Awalnya pentas dibikin oleh Bengkel Seni Kecamatan Bolo. Oleh Dinas Dikbudpora datang langsung memasang spanduk bertuliskan Lomba Kesenian Tradisional,” ujarnya, Selasa (28/8).

Ironisnya kata Abdurrahman, saat Dinas Dikbudpora menggelar lomba di hari pertama sepi pengunjung dan diikuti oleh beberapa perwakilian tingkat kecamatan saja. Selain minimnya peserta, kegiatan saat itu hanya dihadiri oleh Jajaran Dinas Dikbudpora, KUPTD Dikbudpora Bolo, Jenateke Kesultanan Mbojo, beberapa unsur Muspika Bolo. “Kegiatan itu sangat sepi sekali. Sehingga banyak kursi yang kosong,” terangnya.

Lanjut dia, kegiatan yang direncanakan selama dua hari itu terpaksa diselesaikan dalam satu hari. Hal itu kata dia, selain pengunjungnya sepi, keikutsertaan peserta sangat minim karena pihak panitia tidak ada koordinasi.

“Mestinya harus dikordinasikan dengan jelas agar pengunjung banyak yang hadir. Padahal kegiatan itu sangat bermakna bagi masyarakat luas, itu kan budaya Bima yang mestinya mendapat perhatian dari masyarakat banyak,” tuturnya.

Mestinya, kata dia, usai acara, kebersihan dijaga. Atau panitia menyewa orang untuk membersihkan sampah, bukan langsung meninggalkan Paruga Nae. “Paruga Na’e satu satunya aset Kecamatan Bolo yang harus dijaga bersama. Bukan dijadikan tempat buang sampah seperti ini,” ungkapnya.

Warga lainnya, Bunyamin menyampaikan kekecewaannya atas sikap dinas. Mestinya mereka memberikan contoh yang baik. Selain tidak melakukan koordinasi, juga acuh dengan kondisi Paruga Nae. “Masa sampah berserakan seperti ini. Dibersihkan dulu dong sebelum minggat,” ucanya.

Dia meminta kepada semua elemen yang ada di Kecamatan Bolo agar memperhatikan kondisi Paruga Nae. “Kita tidak boleh membiarkan siapa pun mengotori lokasi itu, karena Paruga Nae adalah salah satu daya tarik untuk menggelar kegiatan, baik itu bersifat kemasyarakatan maupun kegiatan lainnya. Kita harus menjaga keindahan dan kenyamanan Paruga Nae. Kalau bukan kita siapa lagi,” pungkasnya.   (YAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Jajaran bidang Kebudayaan Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima, menggelar lomba kesenian trasional Bima. Mata lombanya lagu Bima dan Kareku Kandei. Kabid Kebudyaan Dikbudpora...