Maman, SPd, MPd
Bima, Bimakini.- Gambar tangan dan kaki misterius di tembok rumah warga akhir-akhir ini begitu viral. Bahkan dianggap berbau mistik, hingga beberapa warga diberbagai desa melakukan acara ritual do’a tolak balak. Sebagai sarana untuk mengusir gangguan roh jahat.
Menyikapi hal itu, Dosen Metodologi Penelitian STKIP Yapis Dompu, Maman S. Pd., M. Pd., Selasa (18/9) mengatakan, secara keilmuan zat dan energi, munculnya tapak tangan di sebagian tembok rumah warga di setiap daerah saat ini disebut sebagai difusi. Terjadi karena percampuran gas atau zat cair di luar daya mekanik. Seperti percampuran antara air, semen, pasir dan yang lain.
“Secara keilmuan ini disebut difusi. Jangan dikaitkan dengan jejak hantu, apalagi era IT seperti saat ini,” ujar Maman.
Dijelaskannya, pada saat tertentu, campuran bahan bangunan tersebut akan mengeluarkan panas. Karena pengaruh suhu sekitar, terutama dalam iklim dengan suhu dingin.
Dalam proses ini, akan muncul sesuatu yang pola atau bentuknya akan mengikuti tekanan yang pernah atau sering dialami, dimana wadah yang mendapatkan tekanan. Terkait kasus ini, tatkala seorang tukang batu saat bekerja membangun rumah hingga plester dan mengecat, acapkali menggunakan tangan kiri sebagai sandaran.
“Sedangkan tangan kanan digunakan untuk memplester tembok. Maka jangan heran jika yang muncul itu didominasi oleh telapak tangan kiri. Karena tangan kiri selalu menekan tembok dan begitu pun sebaliknya,” tutur Maman.
Mengingat dirinya belum melihat fakta jejak yang dianggap misterius itu, patut diskusikan. Dengan membuka berbagai referensi yang ada secara relevan, baik melalui akli maupun nakli.
“Sampai saat ini kita belum melihat secara nyata informasi jejak tangan dan kaki tersebut. Sehingga patut diperbincangkan,” ungkap Maman.
Ia mengimbau, munculnya peristiwa ini patut diwaspadai. Sarena bisa saja disetting khusus oleh oknum tertentu untuk dimanfaatkan dengan tujuan lain. Sehingga kata dia, sebaiknya jangan panik apalagi sampai harus ke luar dari rumah.
“Kewaspadaan harus ada. Karena bisa saja hal itu adalah sebuah upaya oknum tertentu untuk mengelabui warga sehingga dengan leluasa melakukan aksi jahat,” pungkas Maman.(YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
