Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Program RTLH di Rasabou Macet, Penerima Manfaat Mengeluh

Salah seorang penerima manfaat terpaksa membangun tenda, karena rumahnya belum tuntas dibedah.

Bima, Bimakini.- Sejumlah penerima manfaat  Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tahun 2018, di Desa Rasabou, mengeluhkan lambatnya pendistribusian bahan material. Toko bangunan yang ditunjuk sebagai mitra program RTLH, belum juga mendistribusikannya.

Akibatnya, hingga memasuki pekan kedua realisasi Program RTLH, pekerjaan belum tuntas.

Salah seorang penerima manfaat program RTLH, Santi Sukardin, warga RT 14 Desa Rasabou, mengaku kecewa terkait program bedah rumah itu. Sebab bukan menyejahterakan masyarakat, tapi justru membuat sengsara.

“Akibat keterlambatan pendistribusian bahan material, pekerjaan dihentikan dulu. Sementara bukti kesengsaraan kita adalah harus rela tidur di tenda darurat untuk menunggu penyelesaian pekerjaan bedah rumah,” ujar Santi.

Kata dia, pekerjaan bedah rumah sudah masuk pekan kedua. Pihak toko baru menyalurkan pasir delapan gerobak, batu satu dump truc, semen sepuluh zak, kayu kosen tujuh batang. Selain itu, kawat cincin  lima batang, kawat ukuran delapan mili sebanyak tujuh batang bata sebanyak 2000 biji dan paku 1 kg.

Dari bahan meterial yang disalurkan itu, kata dia, sebagian sudah dipergunakan yakni semen, pasir, batu, kawat dan paku. Sedangkan bata masih utuh karena masih kekurangan bahan lainnya seperti semen, pasir.

“Sebagian bahan material sudah digunakan untuk bangun fondasi rumah. Sedangkan bahan material seperti bata masih utuh,” terangnya.

Disisi lain, kata dia, dihadapkan dengan biaya tukang dan buruh selama bangun fondasi. Untuk antisipasi hal itu terpaksa menggunakan dana yang dipinjam dari orang lain.

“Untuk upah buruh sudah diselesaikan. Tapi upah tukang belum diselesaikan sepersen pun,” bebernya.

Dirinya meminta kepada pihak fasilitator program RTLH untuk mendesak pihak toko untuk menyalurkan bahan material, agar kelanjutan bedah rumah selesai. Sehingga bisa dimanfaatkan dan tidak lagi tidur di tenda seperti ini.

“Kami harap bahan material segera disalurkan. Agar bedah rumah cepat selesai dan bisa digunakan,” ungkap Santi.

Penerima manfaat program RTLH lainnya, Suharti warga RT 13 membenarkan keterlambatan pendistribusian bahan material. Akibatnya program itu mandek dan imbasnya perabotan rumah berserakan di luar rumah.

Bahkan kata dia, setiap malam harus tidur di luar sembari menunggu perbaikan rumah. “Tidak saja masalah keterlambatan penyaluran bahan material. Tapi masalah upah tukang melilit kita karena selalu didesak oleh tukang dan buruh,” ujarnya.

Beda dengan penerima manfaat lainnya, kata Suharti, jika ditotalkan bahan material yang diterimanya sekitar Rp 1 juta lebih, terhitung sejak dimulainya pekerjaan itu. Sebab yang diterima hanya semen 15 zak dan pasir delapan gerobak.

“Saya heran kenapa ada perbedaan yang sangat jauh jumlah pendistribusian bahan material. Mestinya pihak toko tidak menyalurkan seperti itu karena kuatir muncul kesenjangan,” ungkapnya.

Dirinya meminta pada fasilitator mendesak pihak toko selaku penyalur bahan material untuk secepatnya mendistribusikan bahan material sesuai termin pertama. Agar pekerjaan lancar sehingga tidak berlarut seperti ini,” pungkasnya.

Fasilitator Program RTLH Desa Rasabou, Muis mengatakan, terkait penyaluran bahan material adalah kewenangan pihak toko, selaku mitra program RTLH yakni Toko UD Rosi. Selaku fasilitator, sudah meminta kepada pihak toko untuk menyalurkannya.

“Saya sudah minta pada pihak toko untuk salurkan bahan material sejak tiga hari yang lalu. Tapi belum ada realisasinya,” ujarnya.

Dijelaskannya, penerima manfaat RTLH di Desa Rasabou sebanyak 11 orang. Besar dana untuk setiap penerima manfaat yakni Rp 14 juta. Akan tetapi dana itu ada biaya PPN dan PPH.

Namun kata dia, besar dana yang diterima penerima manfaat setelah potong PPN dan PPH tidak diketahuinya. Spesifikasi yang harus diterima oleh penerima manfaat tidak diketahuinya.

Lanjutnya, masalah gaji tukang, pihaknya mengakui dananya belum cair. “Untuk gaji tukang belum cair. Namun dipastikan masuk melalui rekening ketua kelompok,” pungkasnya. (YAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Sebelumnya diberitakan terkait sumur bor yang berlokasi di sekitar area pembangunan relokasi rumah dampak banjir di Desa Tambe, Kecamatan Bolo ditulis polemik...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Ada dugaan Bank NTB Unit Bolo  “mengendapkan” gaji aparatur desa. Hal itu diketahui setelah Pemerintah Desa (Pemdes) dan Lembaga Desa, Rasabou, Kecamatan...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Petani So Mbadu Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima menyegel sumur bor dalam yang berlokasi di sekitar perumahan relokasi dampak banjir, Ahad...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Agenda peresmian Puskesmas Bolo yang dilakukan oleh Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, Rabu (23/2) bersamaan dengan deklarasi Open Defecation Free...

Olahraga & Kesehatan

Bima, Bimakini.- Pemerintah Desa (Pemdes) Rasabou, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima berhasil menekan angka stunting. Untuk tahun 2020 stunting berada di angka 54 persen dan...