Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Catatan dr Akbar, Relawan Bencana Palu: Ke Sigi, Jumpa Kakek Rocker  (5)

Rumah Sakit Lapangan BSMI, di Palu.

BERIKUT lanjutan catatan dokter Akbar, relawan bencana Palu yang ditulis dengan gaya bertutur selama berada di Sulawesi Tengah.

Matahari cerah menyinari RS Lapangan BSMI menjadikan suasana di Sigi Palu semakin bangkit dari keterpurukan.

Pada tanggal 18 Oktober 2018 personel dokter umum di RS Lapangan BSMI masih belum ada tambahan. Saat ini kami dipimpin oleh seorang dokter ganteng yang sebelumnya pernah memimpin RS. Lapangan BSMI saat bencana Gempa Lombok, dr Victor Mangaraja namanya. Prestasi kepemimpinan beliau saat bencana gempa Lombok sangat diakui oleh DPN BSMI Pusat.

Evaluasi dan perbaikan keadaan RS Lapangan BSMI terus dilakukan oleh beliau demi terciptanya pelayanan yang prima. Waktu berjalan dan aktivitas kami jalani seperti biasanya yaitu melayani pasien yang datang berobat.

Sekitar jam 10:50 dr. Victor mendatangi saya beliau menginstruksikan kepada saya agar melakukan layanan Mobile Clinic bersama PP IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Layanan Mobile Clinic adalah pelayanan dengan cara menjemput bola atau mendatangi lokasi pengungsian untuk pemeriksaan dan pengobatan pasien.

Tim kami saat itu ditunjuk oleh dr Victor sebanyak 3 orang, yaitu saya sendiri bersama Mas Septian dan Mas Eko yang berprofesi sebagai perawat.

Tidak lama kemudian datanglah perwakilan dari PP IDAI menggunakan mobil avanza hitam untuk menjemput kami menuju lokasi pelayanan Mobile Clinic.

Tim PP IDAI terdiri dari dr. Hermia Sp.A (Spesialis Anak), seorang perawat (saya lupa namanya heheheee..) dan seorang driver.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kemudian kami menuju lokasi yang dimaksud yaitu di Desa Balane, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi-Palu. Perjalanan kami tempuh dengan jarak sekitar 7,5 km.

Jalan yang kami lalui ternyata tidak sepenuhnya dalam keadaan baik, ada beberapa titik jalan yang kami lalui retak, bergelombang dan sedikit terbelah.

Selama perjalanan dr Hermia Sp.A terus berkoordinasi dengan pejabat Kepolisian setempat yang bernama Pak Arman. Beliau telah menanti kami di lokasi janji pertemuan agar kami tidak salah arah.

Relawan BSMI yang sedang melayani korban gempa dan tsunami Palu di RS Lapangan.

Setelah bertemu Pak Arman (Kanit Polsek) kami pun dipandu menuju Desa Balane. Ternyata jalannya cukup sulit juga karena lokasi desa tersebut berada di bawah kaki gunung.

Tibalah kami di lokasi… Ternyata kami sudah ditunggu oleh warga setempat. Layanan kesehatan pun kami lakukan. Pasien pertama kami termasuk unik hehehee…

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Pasien tersebut seorang kakek berumur sekitar 60 tahun, yang bikin unik pasien tersebut menggunakan celana gaul slim fit ibaratnya seorang rocker wkwkwkwk…

Waktu tidak terasa hingga menjelang pukul 15:00 saat teringat belum menjalankan ibadah Sholat Dzuhur. Kami pun bergiliran menjalani ibadah Sholat Dzuhur.

Setelah pulang dari Masjid saya melewati warung kecil yang menjual pisang goreng, perut saya pun tergoda. Kemudian saya mampir dan mencicipinya sedikit.

Relawan BSMI sedang membagikan mi instan bagi korban bencana Palu.

Waaah… Ternyata enak pisang gorengnya udah gitu makannya pake sambal saus pedes yg rasanya agak unik di lidah saya.

Saya pun teringat pesanan dr. Nilam untuk membelikan gorengan. Langsung saja saya pesan untuk dibawa pulang ke posko.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sambil duduk menikmati pisang goreng, banyak anak-anak ABG yang nongkrong juga. Mereka menyapa saya sambil bercanda “Pak boleh traktir kami kah?” menggunakan logat Palu.

Dengan raut agak malu saya pun mentraktir mereka dan kami pun saling bercanda tawa.

Setelah selesai menunggu bungkusan pisang goreng saya kembali ke lokasi layanan. Ternyata pasiennya sudah mulai sepi dan layanan mau tutup.

Baca juga: Catatan dr Akbar, Relawan Bencana Palu: Saat Masuk Tenda

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Total layanan pasien saat itu sebanyak 131 pasien. Rata-rata pasien mengeluhkan susah tidur karena trauma, dan ada pula yang menderita gangguan pencernaan, infeksi pernapasan, hipertensi dan lain-lain.

Kemudian kami pamit dengan warga dan kembali ke RS. Lapangan BSMI. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Berita

‘’MARI kita bermain…’’ teriak Eka, fasilitator Kelas Inspirasi 4 Bima, di SDN O’o saat apel pagi. Anak-anak bubar teratur menuju kelasnya masing-masing. Berikut bagian...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Puluhan desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bima, tercatat memiliki potensi tinggi untuk terpapar gelombang raksasa dan paling memomokkan bernama tsunami. Sejumlah...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Munculnya nama enam kelurahan di Kota Bima dalam zona daerah berpotensi bencana tsunami, membuat pihak legislator juga angkat bicara. Pemerintah Kota...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Pandangan yang menyebutkan wilayah Kota Bima tidak akan terpapar bencana tsunami, nampaknya harus dibuang jauh-jauh. Terlebih belakangan ini bencana diberbagai daerah...

Peristiwa

dr Akbar, relawan BSMI di Palu, kembali menceritakan pengalamannya. Banyak peristiwa yang dialami. Sore hari setelah pulang dari Mobile Clinic bersama PP IDAI (Ikatan...