Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Catatan dr Akbar, Relawan Bencana Palu: Terperangah di Pelabuhan, Takut Saat Menegur Warga (6)

Kondisi pelabuhan dan kapal yang terdampar. Pemandangan yang menyesakkan dada.

dr Akbar, relawan BSMI di Palu, kembali menceritakan pengalamannya. Banyak peristiwa yang dialami.

Sore hari setelah pulang dari Mobile Clinic bersama PP IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) saya pun bergegas menuju kamar mandi karena sudah kebelet heheheee…

Setelah dari toilet saya kembali ke tenda IGD untuk mengambil pakaian untuk persiapan mandi.

Tiba-tiba partner saya Septian manggil “doc ada drg. Windy dan Vetty yang datang” saya pun menjawab “Sudah nyampe yaaa” dengan ekspresi sumringah. Mereka merupakan relawan BSMI Bali yang dulu pernah membantu saat Banjir Bandang di Bima dan juga relawan tangguh saat Gempa Lombok.

drg. Windy seorang Dokter Gigi senior yang berparas cantik seperti ABG, beliau memiliki keahlian lain yaitu terapi Akupuntur. Sedangkan Vetty adalah seorang Bidan yang lincah dan pinter memasak, jadi bisa difungsikan di bagian Dapur Umum BSMI.

Tim Medis Sekolah Relawan

Kedatangan mereka sore itu membuat suasana di Markas BSMI menjadi heboh, karena banyak relawan lain yang kenal dekat dengan mereka.

Tapi sesungguhnya yang bikin heboh itu oleh-oleh makanan yang mereka bawa hahahaaa…

Oleh-oleh yang dibawa merupakan makanan mewah dan lezat yang lama tidak kami cicipi selama di Palu. Saya pun termasuk yang menarik duluan tas oleh-oleh dari tangan Drg. Windy, ketahuan banget kalo saya lagi kelaparan hihihiiii…

ALLAHU AKBAR…

Adzhan Maghrib

Kami pun bergegas menuju Masjid menunaikan ibadah Sholat Maghrib.

Suasana RS. Lapangan kembali ramai dikunjungi pasien.

Malam itu juga drg. Windy langsung beraksi karena mendapat rujukan pasien gigi pertama yang diantar oleh Dwiki (alumni relawan Banjir Bandang Bima). Suasana reuni alumni relawan Bima kembali pecah akibat kedatangan Dwiki.

Keesokan harinya 19 Oktober 2018

Setelah mandi pagi saya diculik oleh Bunda Yusi menggunakan mobil avanza/xenia berwarna silver mengenakan seragam khas Sekolah Relawan .

Naaah… Kalo nenek yang satu ini bagi saya adalah The Real Power of Emak – Emak hampir di setiap lokasi bencana beliau selalu ada, termasuk saat Banjir Bandang Bima dan Gempa Lombok. Jika ingin melihat sepak terjang nenek funky satu ini silahkan lihat di akun FB nya “Dik Yusi Laman – Bali”. Saya yakin anda tidak ada apa-apa nya dalam hal kemanusiaan dibandingkan Bunda Yusi, termasuk saya sendiri.

Baca Juga: Catatan dr Akbar Relawan Bencana Palu: Ke Sigi, Jumpa Kakek Rocker (5)

Kemudian kami pun langsung menuju markas Sekolah Relawan. Dalam perjalanan kami saling curhat, karena keasyikan ngobrol kami pun sempat kesasar hahahaaa…

Walaupun akhirnya nyampe juga.

Ternyata kedatangan saya sudah ditunggu oleh Tim Medis Sekolah Relawan.

Sebelum lanjut ceritanya…

Memmberi pengobatan pada anak-anak korban gempa dan tsunami di Palu.

Just info bahwa teman-teman Sekolah Relawan (SR) ini adalah partner kolaborasi BSMI Bima selama di Posko Santong – Lombok Utara.

Lanjuuuut…

Di markas SR saya kembali bertemu Bang Gawtama yang merupakan leader dari SR. Kemudian saya lanjut diperkenalkan oleh Bunda Yusi dengan Tim Medis SR.

Salah satunya seorang gadis bernama Jean yang memiliki ciri-ciri kulit putih, mata sipit, rambut panjang terurai, dan tingginya melebihi saya hufff…

Awalnya saya kira berasal dari Cina atau Korea.

Ee… Eeeh… Ngomongnya pake bahasa Malaysia 😂 blesteran kali yaaa…

Dalam Tim Medis ada juga anggota lainnya yaitu dr. Dene yang katanya masih jomblo heheheee… Ayu bagian obat-abatan (tukang obat kali yeee), Ilham(nggak jelas wkwkwk), Dani Driver Ambulance merangkap bagian keuangan dan yang terakhir Ustad Lesmana bagian Trauma Healing.

Sebelum berangkat kami foto bersama ibaratnya keluarga baru.

Berhubung saya belum sempat sarapan untuk menghemat waktu terpaksa makan di dalam Ambulan SR. Karena lokasi tujuan kami lumayan jauh yaitu di Donggala tempat terjadinya Tsunami.

Perjalanan kami tempuh kurang lebih 1 jam.

Dalam perjalanan kami saling memperkenalkan diri satu sama lainnya. Untuk mencairkan suasana seperti biasa saya selalu usil dan membuat lelucon dengan mereka. Alhasil dr. Dene yang saya jadikan tumbal keusilan saya waktu itu wkwkwkk…

Tibalah kami di lokasi pertama yaitu di salah satu Puskesmas Donggala. Tim Medis SR menyerahkan beberapa bantuan obat-obatan. Selanjutnya kami menuju posko pengungsian yang jaraknya hanya beberapa menit dari Puskesmas tersebut. Saat itu kami juga ditemani oleh salah satu petugas Puskesmas sebagai penunjuk jalan.

Mulailah kami memberikan pelayanan kesehatan termasuk pemberian vaksin MR kepada anak-anak di Posko Pengungsian. Selain itu juga Ustad Lesmana mengajak anak-anak bermain untuk menghilangkan rasa trauma terhadap bencana yang melanda mereka beberapa minggu yang lalu.

Bayi ke-4 yang ditangani oleh BSMI.

Alhamdulillah kami telah melayani puluhan pasien di posko pengungsian tersebut.

Usai memberikan pelayanan kesehatan kami langsung bertolak menuju Posko Utama Sekolah Relawan.

Dalam perjalanan pulang beberapa Tim Medis SR meminta agar mampir dulu di salaha satu Pelabuhan Donggala yang terdampak tsunami. Tapi sebelumnya kami mampir di Masjid Al Hijrah Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala untuk menjalankan ibadah Sholat Jum’at.

Setelah itu kami langsung menuju Pelabuhan Wane Dua (maaf jika ada kesalahan nama).

Setibanya di sana dari dalam Ambulan SR saya disuguhi pemandangan yang sangat menyedihkan dan baru pertama kali saya melihat dengan mata telanjang dampak bencana yang begitu dahsyat.

Saya terdiam seribu bahasa begitu melihat kapal penumpang yang beratnya ratusan ton terdampar di tepi pelabuhan tersebut.

Kemudian kami pun semua turun melihat lebih dekat dan berkeliling di sekitar pelabuhan. Di sisi lain tampak beberapa kapal nelayan yang terdampar di daratan.

Terlihat beberapa pekerja dan penduduk lokal yang sedang memukul tumpukan tembok rumah yang rubuh. Saya mendekati salah satu penduduk tersebut dan bertanya tentang keadaan mereka terutama saat kejadian tsunami melanda.

Namun apa yang terjadi, orang tersebut hanya terdiam dan terus memukul tumpukan tembok rumahnya. Makin lama makin keras dan cepat dentuman palu besar yang menghantam tembok rumahnya. Saya pun semakin takut dan perlahan melangkah mundur. Dalam hati saya bertanya “Apakah ada yang salah dengan pertanyaan saya tersebut?” lalu saya pun tersadar dan melihat matanya yang mulai berkaca-kaca. Ternyata orang tersebut masih merasakan kesedihan yang mendalam dan berusaha tegar di hadapan kami.

Saya hanya bisa berdo’a

Yaa ALLAH kuatkanlah Iman saudara-saudaraku ini

Bangkitkanlah mereka dari keterpurukan

Tidak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan kembali ke Palu menuju posko utama Sekolah Relawan.

Sekitar jam 17:00

Kemudian saya kembali ke RS. Lapangan BSMI sambil membawa beberapa bungkus bakso.

Alhamdulillah bakso nya laris heheheee…

Jam 22:30

Tiba-tiba Bidan Aida dan Bidan Vety datang ke tenda IGD sambil menggendong seorang bayi. Ternyata itu adalah bayi ke 4 yang berhasil ditangani proses persalinannya di RS. Lapangan BSMI.

Bayi lahir dalam keadaan sehat, begitu pula keadaan ibunya.

Hari yang melelahkan dan sangat luar biasa bagi saya pada saat itu.

Bersambung…

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Peristiwa

dr Akbar mengakhiri masa tugasnya menjadi Relawan di Palu. Selalu ada cerita setiap hari, bahkan dari menit ke menit.  Ini adalah catan terakhirnya berugas...

Peristiwa

BERIKUT lanjutan catatan dokter Akbar, relawan bencana Palu yang ditulis dengan gaya bertutur selama berada di Sulawesi Tengah. Matahari cerah menyinari RS Lapangan BSMI...

Peristiwa

UNTUK mengisi waktu luang, dr Akbar kembali mengeluarkan handphone untuk menulis perjalanannya di Palu. Tempat favoritnya yaitu Masjid An Nur Sigi – Palu. Berikut...

Peristiwa

SEMPAT meneteskan air mata ketika menyaksikan Palu yang porak poranda dari kaca pesawat sebelum mebdarat di kota itu. Hari pertama tiba, langsung menangani pasien...

Peristiwa

PADA bagian pertama, dr Akbar telah mengisahkan perjalanannya menuju Palu. Berikut lanjutannya, yang ditulis dengan gaya bertutur. Palu, 16 Oktober 2018 Hari Senin kemarin...