Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

dr Akbar, Usai Lombok, Kini jadi Relawan di Palu (1)

dr H Akbar bersama rombongan menuju Palu.

DUKA Lombok belum usai, kini disusul lagi oleh Palu, Donggala, Sigi di Sulawesi Tengah. Pemerintah tidak bisa sendirian menghadapi bencana maha dahsyat yang merenggut ribuan nyawa ini. Peran relawan sangat vital untuk membantu pemulihan pascabencana. Salah satunya adalah Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Adalah dr Akbar, satu dari sekian banyak relawan BSM yang selalu terlibat, sejak gempa Lombok. Berikut catatannya khusus untuk pembaca Bimakini.com yang ditulis bersambung, langsung dari  lokasi bencana, dengan gaya bertutur mulai hari ini.

Gempa Lombok hingga saat ini masih terbayang dalam benakku, tidak bisa dibayangkan kepedihan yang mereka rasakan. Hampir 1 bulan saya menjadi Relawan bencana Lombok. Suka duka yang kami rasakan dengan Relawan lainnya sulit untuk digambarkan. Bahkan saat itu nyawa kami taruhkan demi meringankan beban saudara kita di Lombok.

Hanya dengan modal seadanya dan bantuan dari beberapa donatur kami tetap berusaha semaksimal mungkin dalam meringankan derita mereka. Akhirnya secara perlahan Lombok kembali Bangkit. Kami pun kembali ke Bima beraktivitas seperti biasanya

Tidak lebih dari 1 bulan tiba-tiba kami di Bima merasakan gempa kecil. Saya langsung mencari informasi terkait gempa tersebut. Ternyata saat itu saudara kita di Palu mengalami musibah yang sama dengan Lombok. Bahkan lebih parah karena disertai dengan Tsunami yang menelan hingga ribuan nyawa.

Hati saya tiba-tiba gelisah dan ingin segera ke Palu, tapi saat itu Istri saya meminta agar menunda dulu karena keadaan di Palu belum kondusif. Hari demi hari saya hanya bisa memantau kondisi terkini melalui media sosial.

Namun tanpa sengaja dua hari yang lalu saya berkomunikasi dengan salah seorang Senior di Jawa Timur (dr. Puguh Sp.THT BSMI Jatim) terkait pengiriman alat kesehatan diperuntukan mendirikan Rumah Sehat BSMI Kota Bima.

Dalam komunikasi tersebut tiba-tiba beliau mengatakan sedang mempersiapkan Tim Relawan Bencana di Palu. Secara spontan saya bertanya “Bisa nebeng ndak Doc?” sambil bercanda. Beliau langsung menjawab “Bisa” dan mengirimkan saya jadwal keberangkatan ke Palu. Saat itu juga perasaan bahagia saya tak terhingga, karena sejak awal kejadian Gempa dan Tsunami tersebut hati kecil saya ingin secepatnya bergabung dengan relawan lainnya.

Alhamdulillah, ternyata do’a saya terkabulkan untuk ikut membantu saudara-saudara di Palu Donggala. Pagi hari sebelum keberangkatan saya masih mengikuti kegiatan launching Car Free Day di Panda Kab. Bima bersama Bupati dan Wakil Bupati. Dalam kegiatan tersebut BSMI Bima ikut berpartisipasi bersama Tim Dokes Polres Bima memberikan pelayanan cek kesehatan gratis (tensi darah, cek asam urat dan cek gula darah) Sambil menyodorkan kotak infaq untuk korban Palu, walaupun tidak banyak yang menyumbang.

Siang hari sebelum keberangkatan saya pamit kepada keluarga termasuk kedua orang tua saya.

Setibanya di Bandara Sultan Salahuddin Bima saya sudah ditunggu oleh kakak sepupu yang bernama Edi, beliau senantiasa membantu saya dalam mengurus tiket pesawat. Kemudian saya check in dan masuk ke ruang tunggu. Ternyata di ruang tunggu saya bertemu dr. Nyoman Sp.B yang merupakan konsulen Bedah di tempat saya bekerja yaitu RSUD. Bima. Beliau hendak ke Bali karena ada keluarga yang meninggal dunia.

Waktu demi waktu saya menunggu jadwal keberangkatan, ternyata mengalami keterlambatan karena masalah operasional (NAM Air). Akhirnya setelah menunggu sekitar 2 jam semua penumpang NAM Air boarding. Pesawat pun take off menuju Denpasar – Bali. Mendarat dengan selamat sekitar waktu Ashar.

Alhamdulillah saya pun transit di Bali untuk beberapa menit, sambil menunaikan ibadah sholat Ashar. Beberapa saat kemudian saya boarding menggunakan maskapai Sriwijaya Air. Tapi sekali lagi perjalanan saya mengalami keterlambatan, padahal saat itu kami sudah masuk dalam pesawat.

Anak-anak pun menangis gelisah karena suasana dalam pesawat gerah. Menjelang maghrib pesawatpun mulai bergerak, akan tetapi lagi-lagi mengalami gangguan tekhnis sehingga pesawat kembali ke lokasi parkiran. Saya semakin was was ada apa gerangan, sempat berpikir akan dibatalkannya keberangkatan.

Waktu terus berjalan sambil menatap tenggelamnya matahari melalui jendela dalam pesawat, ditemani tangisan anak-anak yang gelisah. Saya terus berdo’a semoga kami senantiasa dalam lindungan ALLAH SWT. Akhirnya setelah langit gelap pesawat take off dengan lancar dan mendarat di Makasar dengan selamat. Saya harus menginap semalam di Makasar karena penerbangan saya selanjutnya dilanjutkan esok harinya.

Saat menulis tulisan ini saya sedang transit di Makassar dengan hati agak galau. Karena keberangkatan saya yang bersifat dadakan dan meninggalkan kewajiban saya di tempat kerja, sehingga pengajuan CUTI saya DITOLAK. Memang salah sich… Tapi hati nurani ini tetap Istiqomah untuk membantu saudara-saudara di Palu dan saya pun siap menerima segala konsekuensi disiplin kerja.

Bissmillah. Siang ini saya akan melanjutkan penerbangan dari Makasar menuju Palu dan berkumpul dengan Relawan BSMI Bali di Bandara Palu yang kemudian bergabung ke Markas Utama BSMI di Palu. (bersambung)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Peristiwa

dr Akbar mengakhiri masa tugasnya menjadi Relawan di Palu. Selalu ada cerita setiap hari, bahkan dari menit ke menit.  Ini adalah catan terakhirnya berugas...

Peristiwa

dr Akbar, relawan BSMI di Palu, kembali menceritakan pengalamannya. Banyak peristiwa yang dialami. Sore hari setelah pulang dari Mobile Clinic bersama PP IDAI (Ikatan...

Peristiwa

SEMPAT meneteskan air mata ketika menyaksikan Palu yang porak poranda dari kaca pesawat sebelum mebdarat di kota itu. Hari pertama tiba, langsung menangani pasien...

Peristiwa

PADA bagian pertama, dr Akbar telah mengisahkan perjalanannya menuju Palu. Berikut lanjutannya, yang ditulis dengan gaya bertutur. Palu, 16 Oktober 2018 Hari Senin kemarin...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Musibah gempa bumi yang menggoncang Kota Palu-Donggala, Sulawesi Tengah 24 September 2018 mengundang keprihatinan siswa MAN 1 Bima. Mereka menggalang dana dengan...