Bima, Bimakini.- Karena kondisi kelas semakin menguatirkan dengan intensitas gempa yang terus terjadi di wilayah Sumba, Kepala SDN Bugis, Kecamatan Sape, Ridwan, SPd, akan menutup kelas yang rusak. Satu ruangan yang masih dipaksanakan digunakan, yakni kelas 6.
Kata Ridwan, alasan penutupan ruang kelas itu, karena tidak alam lagi akan musim hujan. Ruang kelas 6 yang digunakan sekarang akan bocor dan dikuatirkan akan ambruk di ruang kelas lima. Jika itu terjadi, maka tiga ruang kelas lain akan ikut ambruk, termasuk kelas enam, karena satu deret.
“Kami menunggu selesainya pembangunan Ruang Kelas Baru, siswa kelas enam akan dipidahkan kesana,” ujarnya pada Bimakini.com, Selasa (23/10).
Diharapkan, tahun depan empat ruangan yang rusak dapat alokasi anggaran. Termasuk ruang guru dan kepala sekolah. “Setiap hari saya selalu was-was dengan keselamatan siswa. Orang tua tentu tidak menginginkan sesuatu terjadi pada anaknya. Pasti mereka akan menyalahkan sekolah, jika anaknya celaka,” ujarnya.
“Kami tidak mau dikejar parang oleh orang tua murid, karena anaknya terancam. Lebih baik kami tutup saja kelas enam dan pindahkan ke ruang kelas baru,” ujarnya saat pertamuan Komunitas Sekolah Pro-InQluEd yang difasilitasi SOLUD, Yappika dan Uni Eropa.
Meski ada tambahan kelas baru, kata dia, namun SDN Bugis masih kekurangan kelas. Apalagi dengan ditutupnya kelas 5 dan 6. Sementra kelas 5 menempati ruang perpustakaan, setelah ruang kelas disangga dengan kayu. “Jika sangganya di lepas, maka atap sekolah langsung rubuh semua, baik kelas 5, 6, ruang guru dan kepala sekolah,” bebernya.
Baca Juga: Siswa SDN Bugis, Belajar dalam Bayang Maut
Diharapkannya, agar ada perhatian serius dari pemerintah untuk mendukung perbaikan sekolah. Apalagi, jumlah siswa di SDN Bugis mencapai 281, sehingga dibutuhkan sembilan ruang belajar, sementara yang tersedia 6. Itupun ada dua kelas rusak parah, termasuk kelas enam yang akan ditutup. “Kondisi kelas yang rusak ini sudah dua tahun dan sudah diusulkan melalui Takola, tapi sampai hari ini belum. Semoga tahun 2019 ini kami dapat anggaran,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Komite SDN Bugis, M Syamsuddin meminta, empat ruangan, termasuk kelas 5 dan 6, sebaiknya bukan direhab, namun bangun baru. Pasalnya, kondisi tembok sekolah juga sudah mulai rusak.
“Percuma kalau hanya rehap atap saja, sementara kondisi tembok mengelupas,” ujarnya.
Apalagi SDN Bugis, kata dia, berada di pinggir jalan Negara, sehingga kondisinya harus terlihat bagus.
Seperti diberitakan BimaEkspres sebelumnya, usulan rehab ruang yang rusak sudah dilakukan. Namun belum ada realisasi, meskipun sudah ada tim dari Dinas Dikbudpora yang turun survey. Justru sekolah tersebut didahulukan mendapat satu RKB 2018 yang saat ini dalam tahap finishing. (IAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.