Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Petani Kedelai Harap Harga tidak Anjlok

Tanaman kedelai yang sudah masuk masa penen.

Bima, Bimakini.- Tanaman kedelai di Musim Kemarau (MK) II watasan So La Pento, So Jenamawa Bura dan beberapa So lainnya di Kecamatan Bolo akan panen raya. Petani berharap, penen ini diikuti harga yang menggembirakan.

Salah seorang petani watasan So Rasantoi, Lutfin mengatakan, menurunnya harga bawang di tahun ini diharapkan tidak berpengaruh pada harga kedelai. Sebab di tahun ini biaya yang dikeluarkan oleh petani kedelai sangat besar. “Semoga harga kedelai tidak anjlok. Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk pertumbuhan kedelai sangat banyak,” ujar Lutfin, Kamis (11/10).

Kata dia, tidak saja biaya perawatan, hal lain yang menjadi kendala, sehingga biaya produksi membengkak adalah pengairan. Saat ini, para petani hanya mengandalkan mesin pompa air untuk airi sawah, agar kedelai tidak gagal panen.

“Kami semua tahu saat ini musim kemarau. Sehingga untuk mengairi lahan butuh biaya dan harus tidur di sawah hingga bermalam,” terang Lutfin.

Dijelaskannya, saat ini beda dengan tahun sebelumnya, pasalnya sangat kesulitan air. Bahkan, beberapa lahan kedelai milik petani watasan So lainnya terancam gagal panen. “Kami harap pemerintah bisa stabilkan harga kedelai. Sehingga para petani tidak rugi,” tuturnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Hal yang sama disampaikan petani So Lafai, Ahmad. Saat ini petani kesulitan mendapatkan air. Bahkan banyak lahan kedelai terancam gagal panen akibat musim kemarau berkepanjangan. “Kami harap harga tidak anjlok. Kalau tidak kita akan merugi,” ucapnya.

Kata dia, saat ini beberapa lokasi pertanian watasan Kecamatan Bolo sudah mulai panen, seperti di So Lapento, Jenamawa Bura, Kandinggi, Rasantoi, Risa, Muku, Malino, Moti dan banyak lagi So lainnya. “Sekarang petani kedelai panen raya dan kita belum tahu berapa harga di tingkat tengkulak per kwintalnya. Kita hanya berharap, semoga harga kedelai bersahabat,” ungkapnya. (YAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait