Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

SD di Kecamatan Woha Kekurangan 100 Guru ASN

Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan Woha, A Haris Nasution saat menyampaikan kondisi kekurangan guru dalam pertemuan Komunitas Sekolah.

Bima, Bimakini.- Saat ini di Kecamatan Woha kekurangan guru ASN untuk sekolah dasar sekitar 100 orang.  Kurangnya guru berstatus ASN itu sejak adanya moratorium penerimaan CPNSD. Ditambah lagi banyaknya guru yang memasuki usia pension.

Hal itu disampaikan  Kepala UPT  Dinas Dikpora Kacamatan Woha, A Haris Nasution, saat pertemuan  Komunitas Sekolah, Program Promosi Prakarsa Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Inklusif dan Berkualitas di Kabupaten Bima,  yang difasilitasi SOLUD, YAPPIKA dan didukung Uni Eropa, di SDN Pandai, Senin (22/10).

Sementara proses perekrutan CPNSD tahun ini, kata A Haris jumlahnya belum bisa menutupi  kebutuhan guru ASN di Kecamatan Woha. Apalagi keseluruhan yang akan direkrut untuk se Kabupaten Bima.

Meskipun, ungkapnya, banyak guru honor atau sukarela yang mengabdi di sekolah. Hanya saja dari aspek kompetensi belum sepenuhnya berpengalaman.

Dalam beberapa pertemuan dengan pemangku kebijakan, pernah diusulkannya ada agarnya regulasi, baik perda maupun Perbup untuk merekrut tenaga guru honoror.  Tujuannya untuk menjaring guru honorer yang memiliki kompetensi, agar mutu pendidikan dapat dicapai.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Baca Juga: Siswa Miskin tidak dapat PIP, Orang Tua Sampai Menangis

Baca Juga: Siswa SDN 3 Sila Belajar di Teras, 2017 Titip Proposal di Wabup

Baca Juga: Siswa Berkebutuhan Khusus, Butuh Sentuhan

“Kita ini ingin pendidikan bermutu, tapi banyak guru sukarela yang kompetensinya kurang memadai. Saya sudah pernah usulkan ke Wakil Bupati Bima agar dibuatkan Perda tentang sistem perekrutan guru honor, yakni melalui tes kompetensi,” ujarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sedangkan untuk pendanaan honor guru tersebut, kata A Haris, dapat dialokasikan melalui dana BOS.  Disisi lain yang dihadapi saat ini, banyak guru sukarela titipan. Juga guru ASN yang menyerahkan jam mengajar ke  sukarela yang kompetensinya belum memadai.

Kepala SDN Pandai, Ismail, SPd mengakui masalah kekurangan guru. Dari 18 guru, enam diantaranya ASN, termasuk kepala sekolah.

Sedangkan  guru honor, 12 orang dan satu guru ASN sudah akan memasuki purna tugas. (IAN)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.-  Beberapa waktu lalu, Program Koordinator SOLUD NTB, M Qadafi,  mempertanyakan soal pemberlakukan Pembatasan  Sosial Berskala Kelurahan (PSBK) tingkat Kota Bima. Oleh...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Pemkot Bima melalui Jubir Covid-19 menegaskan, penerapan Pembatasna Sosial Berkala Kelurahan (PSBK) sampai Perwali dicabut, bukan 14 hari.  Hal itu menanggapi...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Terhitung Jum’at (29/5) pemberlakukan PSBK telah lewat empat hari dari  jadwal 14 hari. Namun belum jelas hasil evaluasinya. Pemberlakuan PSBK sesuai...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran penanggulangan bencana non-alam COVID-19 harus dibuka ke publik. Sejauh ini Solidaritas untuk Demokrasi (SOLUD) NTB, tidak...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Belum  ditransfernya dana kelurahan, karena Pemkot Bima menunggu tuntasnya pembahasan pengalihan APBD untuk penanganan Covid-19. Sebelumnya, Perkumpulan SOLUd NTB mempertanyakan molornya...