Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Siswa Berkebutuhan Khusus, Butuh Sentuhan

Pertemuan Komunitas Sekolah di SDN Pandai, Senin.

Bima, Bimakini.- Di Desa Donggobolo, Kecamatan Woha, Kebupaten Bima, terdapat dua sekolah dasar, yakni SDN Pandai dan SDN Donggobolo. Kedua sekolah  ini memiliki murid berkebutuhan khusus, namun selama ini tidak mendapat perhatian.

Pasalnya, kedua sekolah itu tidak memiliki guru yang dapat mengajar mereka, sehingga aktivitas belajar mengajar, bersama siswa umum lainnya.

Hal itu terungkap dalam pertemuan  Komunitas Sekolah, Program Promosi Prakarsa Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Inklusif dan Berkualitas di Kabupaten Bima,  yang difasilitasi SOLUD, YAPPIKA dan didukung Uni Eropa, di SDN Pandai, Senin (22/10).

Kepala SDN Donggobolo, Warkah mengaku, memiliki dua siswa berkebutuhan khusus. Ada yang kelas empat, namun belum bisa membaca. “Selama ini kadang keluar masuk saat kegiatan belajar mengajar dan dibiarkan saja, karena tidak ada guru khusus,” ungkapnya.

Baca Juga: Siswa Miskin tidak dapat PIP, Orang Tua Sampai Menangis

Baca Juga: Siswa SDN 3 Sila Belajar di Teras, 2017 Titip Proposal di Wabup

Sebenarnya, kata dia, ada  Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi mereka. Hanya saja karena lokasinya jauh, sehingga orang tua lebih menitipkan di sekolah yang dekat. Meskipun, anaknya kurang mendapat bimbingan dari guru.

Kepala SDN Pandai, Ismail, SPd saat menunjukkan lokasi lahan untuk pembangunan MCK dan gedung bagi siswa berkebutuhan khusus. Diharapkannya ada bantuan untuk itu.

Demikian juga disampaikan Kepala SDN Pandai, Ismail, SPd. Ada belasan siswa yang berkebutuhan khusus di sekolahnya.  Mereka kadang keluar masuk dan  dibiarkan, sepanjang tidak mengganggu aktivitas belajar siswa lainnya.

Adanya Program Promosi Prakarsa Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Inklusif dan Berkualitas di Kabupaten Bima, yang didukung Uni Eropa, disambut baik. Bahkan, berharap ada dukungan sarana, khusus untuk siswa tersebut. Baik berupa gedung kelas sendiri, serta sarana prasarana penunjang.

“Kadang saya nonton TV dan melihat anak yang kekurangan fisik dapat melakukan banyak hal dan luar biasa. Jika bisa siswa berkebutuhan khusus SDN Pandai mendapatkan sarana penunjung, agar bisa mengembangkan potensinya,” ungkapnya.

Apalagi, kata dia, sekolah memiliki lahan untuk pengembangan sarana fisik, seperti ruang kelas. Namun, juga harus didukung sarana lainnya, seperti Mandi Cuci Kaku (MCK), karena sekolah saat ini tidak memilikinya. “Ada satu WC (Water Closed) yang digunakan bersama oleh guru dan murid. Bisa dibayangkan, ketika terjadi antrian ke kamar kecil,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, SDN Pandai masih kerap diganggu ternak yang berkeliaran, karena tidak ada pagar keliling. Ketika ingin menghijaukan sekolah, terganggu oleh ternak. “Percuma kami menanam, jika akhirnya dimakan oleh ternak,” ungkapnya.

Disamping itu, untuk menunjang sekolah inklusi, dibutuhkan sarana perpustakaan. Sarana itu belum dimiliki, padahal dapat meningkatkan mutu siswa dengan mendorong literasi. (IAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait