Kota Bima, Bimakini.- Hasil kegiatan reses yang dilakukan DPRD Kota Bima, menemukan fakta, bawah krises air bersih tidak hanya terjadi di wilayah Kecamatan Rasanae Barat. Namun, terjadi di hampir semua kecamatan. Hal itu berdasarkan pengakuan warga kepada anggota dewan.
Reses Sabtu (13/10) sore di Kekurahan Rite dan Senin (15/10) di Kelurahan Kimbe serta Oimbo Kecamatan Rasanae Timur, masalah air bersih menjadi aspirasi warga. Kegiatan reses dipusatkan di terminal Tente dan dihadiri Ketua DPRD Kota Bima, Syamsurih SH, Nazamuddin (PKPI), Edi Ihwansyah (PPP), Syahbudin (Gerindra), Taufikurahman (PDIP) , H Ridwan Mustakim (Demokrat) , M Safe’i (Golkar), M Irfan (PKB), serta H Armansyah (PKS).
Ketua RW 03 Kelurahan Kumbe, M Rusdin menyampaikan aspirasi warganya soal sulitnya mendapatkan air bersih. Sudah ada bor dalam yang disediakan Pemkot Bima sejak tahun 2011. Namun untuk mendapatkan air, warga harus membayar retribusi sampai Rp 2,6 juta dari 108 KK.
Meskipun, kata dia, ada yang tidak sempat mengumpulkan uang. Iuran tersbeut untuk operasional dan operator. Sementara perbaikan mesin pompa air sangat mahal.
Untuk itu berharap ada solusi. Karena selain RW 03, juga dialami RW lainnya, khususnya dimusim kemarau. Bahkan warga, khususnya ibu-ibu selama ini terpaksa mencuci ke sungai.
Untuk itu, warga Kumbe dan Oimbo berharap persoalan akses air bersih dapat di atasi. Salah satunya dengan pengeboran di sejumlah titik di pemukikan warga.
Anggota DPRD Kota Bima, Nazamuddin menjelaskan, untuk tahun ini melalui program Wali dan Wakil Wali Kota Bima, HM Lutfi dan Feri Sofiyan sudah mengalokasikan anggaran bor dalam sebayak 30 titik. Ini diharapkan menjadi solusi atas kebutuhan air bersih warga.
Dengan bor dalam, kata dia, akan membantu mengatasi persoalan air bersih selama ini.
Demikian pula disampaikan Ketua DPRD Kota Bima, Syamsurih SH, dan anggota dewan lainnya (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.