Bima, Bimakini.- Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Soropeto, Desa Karampi sangat memerihatinkan. Pasalnya, bangunan sekolah setempat jauh dari layak.
Pemerhati Pendidikan, Adipati, SPd yang juga Direktur Sarangge Baca mengaku, berkunjung ke sekolah tersebut. Dia mengaku miris dengan kenyataan dilihatnya.
Mestinya, kata dia, sarana dan prasarana di sekolah harus tersebut diperhatikan, sehingga proses Kegiatan belajar mengajar (KBM) terlaksana dengan baik.
Sekolah itu, kata dia, dibangun sejak tahun 2012. Hanya beratapkan ilalang dengan rangka bangunan dari kayu. “Kondisi itu seakan mengantarkan kita pada zaman penjajahan. Sungguh miris, padahal semangat proses KBM berjalan lancar. Namun pemerintah sedikit pun tidak menyentuhnya dengan mengalokasikan anggaran untuk bangun baru Ruangan Kegiatan Belajar (RKB). Kondisi ini tidak jauh bedanya dengan hidup di zaman penjajahan,” ungkapnya, Ahad (4/11).
Dia menilai, pemerintah abai dengan kondisi tersebut. Padahal, pemerintah terus menggelorakan memajukan dunia pendidikan. “Pemerintah hanya omong doang. Buktinya masih banyak sekolah yang kondisinya tidak selaras dengan visi dan misi bahkan sangat kontradiktif dengan tujuan pemerintah,” tuturnya.
Melihat proses KBM sekolah setempat lancar, mestinya pemerintah tidak tinggal diam. Akan tetapi menjadi atensi khusus, agar sekolah yang berlokasi di daerah terpencil diperhatikan. “Kita tantang pemerintah saat ini. Jangan hanya ngomong mau membangun sektor pendidikan, tapi buktikan melalui kinerja nyata,” tegasnya.
Dia meminta agar Wakil Bupati Bima, Drs H Dahlan H M Nor, MPd dapat memerhatikannya. Apalagi mantan pejabat di Kementrian Pendidikan Pusat.
“Wabup harus peka terhadap dunia pendidikan. Jangan pandang bulu, sehingga tidak terkesan dunia pendidikan di Bima jalan di tempat,” ungkap Adipati.
Plh Kepala SDN Soropeto Israil, SPdi dihubungi via Handphone, Ahad (4/11), menjelaskan, sejak dibangun, sarana dan prasarana tidak menunjang. Sekolah ini pun terkendala ijin, sehingga harus menginduk dengan sekolah yang telah ada.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima pernah hadir untuk melihat langsung kondisi sekolah sekitar tahun 2017. Tapi pihak sekolah tidak pernah mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan,” ujarnya.
Dijelaskan dia, jumlah murid sekolah setempat 35 orang dari kelas 1 hingga kelas XI. Semua murid bertatap muka dengan Bupati dan Wakil Bupati Bima saat kunjungan beberapa waktu yang lalu. “Walau pun kondisi sekolah seperti ini. Patut disyukuri karena Bupati dan Wakil Bupati pernah hadir sekaligus memberikan buku-buku bacaan untuk semua murid,” ungkapnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.