dr Akbar mengakhiri masa tugasnya menjadi Relawan di Palu. Selalu ada cerita setiap hari, bahkan dari menit ke menit. Ini adalah catan terakhirnya berugas di sana.
Sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatan cerita saya ini karena padatnya aktivitas
Sok sibuk hehehe…
Malam ini merupakan malam terakhir saya di Sigi – Palu. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya pada malam itu RS. Lapangan BSMI menangani pasien persalinan yang ke 4 dan bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat.
Begini cerita lengkap dari Bidan Vety proses persalinan bayi tersebut.
Pasien datang kiriman dari bidan setempat dengan dugaan Ketuban Pecah Dini (KPD) yang maknanya, bahwa air ketuban keluar lebih awal dari semestinya.
Setelah diperiksa oleh Bidan Vety bersama bidan lainnya pada saat itu hasil pemeriksaan dalam telah terjadi pembukaan 2 longgar. Dan ternyata ketuban masih dalam keadaan utuh menonjol.
Akhirnya mereka putuskan untuk melakukan observasi lanjutan. Pasien dan keluarganya diberikan informasi keadaan dan kemungkinan yang akan terjadi pada pasien tersebut.
Alhamdulillah, keluarga pasien mengerti dan menerima segala resiko atas tindakan yang akan dilakukan.
Pukul 16:00 Wita. Observasi ada kemajuan dan ketuban masih utuh, sehingga Bidan Vety bersama tim tetap pertahankan untuk melanjutkan proses persalinan di RS. Lapangan BSMI.
Baca Juga: Catatan dr Akbar, Relawabn Bencana Palu: Terperangah di Pelabuhan, Takut Saat Menegur Warga (6)
Pukul 20:00. Pasien masuk fase aktif yaitu masa mulainya proses persalinan.
Pukul 21:50. Dilakukan pemeriksaan dalam ulang dan hasilnya pasien sudah mengalami proses pembukaan 7-8.
Pasien langsung dipindahkan ke ruang persalinan yang terletak di tenda kamar operasi RS. Lapangan BSMI.
Beberapa menit kemudian pasien mengeluhkan rasa sakit perut dan ingin mengejan. Kemudian Bidan Vety bersama tim kembali melakukan pemeriksaan dalam dan sesuai perkiraan pasien telah mengalami pembukaan lengkap.
Pada saat itu juga para bidan BSMI langsung memimpin untuk mengejan.
Alhamdulillah tepat jam 22.17 Wita lahirlah bayi perempuan dengan berat badan 2900, panjang badan 51 cm dan menangis kuat.
10 menit kemudian disusul dengan lahirnya plasenta atau ari-ari lengkap. Perdarahan normal dan terjadi robekan ringan pada jalan lahir.
Malam pun semakin larut. Sambil packing barang-barang untuk kepulangan besok subuh, saya tiba-tiba terbayang sanksi apa yang akan saya terima di tempat kerja akibat mangkirnya saya dari pekerjaan selama seminggu. Tapi saya berusaha positive thinking saja Insya Allah_semua pasti ada hikmahnya.
Setelah selesai packing saya berkoordinasi dengan teman – teman relawan BSMI yang akan mengantarkan ke Bandara.
Ternyata kepulangan saya bersamaan dengan relawan dari Malaysia dan beberapa orang relawan BSMI lainnya.
Karena malam sudah sangat larut saya kembali ke tenda untuk istirahat.
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Seperti biasa kumandang Adzhan Subuh terdengar, saya dan relawan lainnya menuju Masjid untuk menunaikan ibadah Sholat Subuh.
Setelah itu saya siap-siap menuju Bandara. Suasana hati saya mulai baper karena harus bertolak kembali ke kampung halaman Kota Bima – NTB. Satu per satu teman-teman relawan bersalaman sambil foto – foto selfie.
Hati saya semakin sedih dan terharu, walaupun hanya sesaat kebersamaan kami ternyata sudah memupuk rasa kekeluargaan yang erat.
Kami pun masuk ke dalam kendaraan. Mobil yang saya tumpangi ternyata isinya hanya bertiga saja.
Saya pun menoleh keluar jendela mobil, ternyata eh ternyata banyak yang suka menumpangi mobil open cab (strada) yaitu mobil operasional BSMI.
Dalam perjalanan menuju Bandara Palu sepanjang jalan saya hanya bisa memandangi keadaan rumah yang rubuh dan jalanan yang retak. Kayaknya keberadaan saya khususnya masih belum ada manfaat yang bermakna bagi masyarakat Palu.
Seandainya saya masih bisa menambah waktu pasti dengan senang hati saya akan memberi kontribusi semaksimal mungkin bagi masyarakat Palu.
Apalah daya karena ada agenda lain yang harus saya hadiri di Samarinda bersama Ketua IDI Kota Bima (dr. H. M. Ali Sp.PD) yaitu Muktamar IDI XXX.
Tibalah kami di Bandara Palu. Lagi-lagi suasana haru menemani kepulangan kami. Bahkan ada seorang relawan BSMI sampai meneteskan air mata saat itu.
Sambil bercanda “Sampai jumpa lagi brooo… Tapi jangan di lokasi bencana lagi yaa hahahaha…”
Saya masuk check in…
Berhubung belum sempat sarapan saya mengisi tenaga dulu dengan subungkus nasi campur ditemani teh hangat.
Makasar boarding…
Sahut petugas Lion Air
Sebelum ke Bima saya harus transit di Makasar terlebih dahulu.
Dari atas pesawat saya terus memandang ke bawah sambil berdo’a “Bangkitlah saudaraku… Sesungguhnya ALLAH SWT sedang mengujimu. InsyaALLAH semua ini pasti ada hikmahnya”
Selamat Tinggal Palu
Salam BSMI
Care For Life. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.