Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Harga Garam Lesu, Petani Mengeluh

Bima, Bimakini.- Meski akan masuk musim hujan, namun produksi garam di Kecamatan Woha belum menggembirakan. Pasalnya, harga belum menguntungkan bagi petani. Karena tenaga dan biaya produksi cenderung meningkat.

Arifuddin, petani garam di Desa Penapali, Kecamatan Woha mengatakan, harga jual garam saat ini berkisar Rp 20 ribu per karung ukuran 50 kg. “Harga ini sudah cukup lama, bahkan sampai memasuki musim hujan ini, belum ada perubahan harga,” katanya, Rabu (31/10).

Kata dia, memang produksi garam secara tradisional tidak terlalu banyak memakan biaya. Namum untuk menghasilkan kualitas garam lebih bagus, petani harus banyak mengeluarkan tenaga dan menambah biaya dari sebelumnya.

“Harga garam turun berkai-kali bahkan sudah mau musim hujan begini masih ada turun sedikit, tergantung kualitas garam,” kata dia.

Sementara Hasan, petani garam di Donggobolo mengungkapkan hal yang sama. Dia menyebut harga jual garam saat ini turun tajam, setelah sebelumnya sempat mencapai Rp120 per karung. Sedangkan saat ini hanya laku antara Rp20 hingga Rp25 ribu per karung.

“Kami masih bersyukur karena harga jual garam tidak sampai turun tajam seperti tahun-tahun sebelumnya karena per karung hanya dihargai Rp20 ribu,” ujarnya.

Kata dia,  biaya produksinya juga semakin tinggi. Diharapkan  pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga, sehingga petani tidak merugi.

“Minimal tidak ada garam impor di pasaran saat petani tengah panen garam. Jika ada garam impor, dipastikan harga jual garam lokal akan jatuh dan berpotensi merugikan petani,” ujarnya.

Hanya saja, sebut dia, untuk bisa menghasilkan garam dalam jumlah banyak, selain didukung cuaca yang terik, juga ketersediaan air. “Kami tidak bisa memprodukai garam lebih banyak, karena harganya tidak kunjung meningkat serta tidak memiliki gudang untuk menampung garam,” ungkapnya.

Muhtar juga berharap, supaya pemerintah mendukung petani garam di Woha dan sekitarnya melalui berbagai program. Agar  petani dapat menghasilkan garam berkualitas tinggi.

“Garam disini tidak kalah dengan garam ditempat lain, tapi Pemerintah harus memberikan program supaya petani dapat menghasilkan yang lebih baik dengan harga yang terjangkau,” ujarnya. (MAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima gelar Sosialisasi Daerah (Sosda) Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR), Kamis (14/5). Kegiatan di aula...

Politik

Bima, Bimakini.- Warga, baik anak muda dan emak-emak di Desa Talabiu antusias menghadari siraturrahmi Pasangan paket dr H Irfan – H Herman Alfa Edison...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Janji Bupati Bima, Hj Indah Dhmayanti Putri menaikan harga garam Rp 500 per kg.  Janji  itu disampaikan dihadapan petani garam Desa Talabiu,...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah besama Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima, Ir Hj Nurmah siap mempertaruhkan jabatan jika tidak mampu meningkatkan harga garam. Dia akan...