Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Hindari Bully di Lingkungan Sekolah, Ini Dampaknya

Child Protection INOVASI, Tumpal, saat menjadi pembicara pada pelatihan Guru Gembira, Kamis.

Bima, Bimakini.- Tindak kekerasan di lingkungan sekolah harus dihindari.  Karena siapa saja dapat berpotensi melakukan kekerasan dalam lingkungan sekolah, seperti bully.

Hal itu disampaikan Child Protretion (CPO) INOVASI (Program Kerjasama Australia-Indonesia), Tumpal,  saat pelatihan Guru  GEMBIRA (Gemar Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar) di aula Hotel Camelia, Kamis (22/11).

Dampak yang timbul terhadap anak yang menjadi korban bully adalah  kehilangan kepercayaan diri atau rendah diri, malu bersosialisasi, pemurung, merasa tidak berharga. “Paling ekstrimnya bisa bunuh diri atau menjadi sangat agresif dan mengganggu temannya,” ungkapnya pada Bimakini.com.

Untuk menghindari terjadinya bully dilingkungan sekolah, kata Tumpal, salah satunya dengan membuat komitmen bersama. Misalnya, dalam satu kelas, semua menyampaikan pernyataan untuk tidak mem-bully  temannya.

Jika ada yang melakukan bully, kata dia, maka yang lain harus membantu.  Misalnya, satu kelas mendatangi yang membully, sehingga berikutnya tidak melakukannya lagi.

Selain itu, kata dia, jika di lingkungan sekolah, ada anak yang dikucilkan, maka sebaiknya di temani. Agar tidak menjadi korban bully bagi rekannya yang lain. “Cara sederhana ini, dapat mencegah terjadinya kekerasan dalam bentuk bully di sekolah,” ungkapnya.

Selain itu, Tumpal mengingatkan, agar tidak memposting video anak di media sosial. Atau saat memfoto, tidak mengaktifkan GPS di hanphone (HP), karena bisa terdeteksi dimana anak itu diambil gambarnya.

“Hati-hati memposting foto anak, karena bisa menjadi korban perdagangan dan penculikan. Saat foto anak, matikan GPS-nya,agar tidak diketahui dimana posisi anak saat diambil gambarnya,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, membiasakan anak untuk melaporkan apa yang dialami di sekolah. Keberanian melapor ini sangat kurang.

Kegiatan itu diikuti guru dari perwakilan gugus yang ada di Kabupaten Bima. Guru juga dikenalkan tentang pendidikan inklusi dan gender, dengan tidak membeda-bedakan anak, baik laki maupun perempuan.

Bahkan menurut guru yang menjadi peserta, siswa perempuan cenderung lebih aktif dan fokus dalam KBM.  (IAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Program INOVASI Fase II, memfasilitasi kegiatan refleksi hasil ujicoba instrumen supervisi pembelajaran yang berfokus pada siswa. Kegiatan refleksi ini diikuti oleh Pengawas...

NTB

Dompu, Bimakini.- Wakil Gubernur NTB, Dr HJ Siti Rohmi Djalillah mengapresiasi peran Relawan Literasi di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Bima dan Dompu.  Hal...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Rupanya, implementasi  Teaching at the Right Level (TaRL)  dan ujicoba Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Kabupaten Bima menjadi sorotan Nasional. Pasalnya, Kabupaten...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Tim Monev Program INOVASI berkunjung SDN 01 Sari Desa Sari, Kecamatan Sape dan ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sari, Rabu 2 November 2022....

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Program INOVASI yang merupakan kemitraan antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia dibidang pendidikan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi secara inklusif.Tim INOVASI...