Bima, Bimakini.- Kamlah (51) warga RT 16 RW 02 Desa Bolo, Kecamatan Madapangga divonis oleh dokter mengidap penyakit kanker mulut rahim. Kondisi itu sangat dikeluhkan lantaran keterbatasan biaya pengobatan.
“Kamlah alami penyakit kanker mulut rahim sudah stadium 3 B dan memasuki stadium 4. Sekarang janda asal Bolo itu butuh uluran tangan untuk biaya pengobatan,” ujar salah satu keluarganya, Ahmad Yani, Selasa (18/12).
Kata Yani, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter spesialis patologi, didapatkan pertumbuhan tumor terdiri dari proliferasi sef anaplastik inti bulat. Sel tersebut tersusun difuse dalam lembaran dengan sekat jaringan ikat tipis pembuluh darah kapiler dan area nekrosis, diantaranya didapatkan beberapa sel dengan inti multinucleated dan spindle.
Cerita dia, Kamlah mengalami penyakit tersebut hampir dua tahun. Sebelumnya pernah berobat ke dokter, bahkan mendapat perawatan medis di RSUD Bima. Karena keterbatasan biaya, janda asal Desa Bolo tersebut keluar dari RSUD Bima dengan alasan tidak memiliki lagi uang makan dan minum. “Jangankan untuk membeli obat paten. Untuk makan dan minum saja tidak ada,” tutur dia.
Dijelaskannya, sebelumnya keluarga sudah membuat kartu BPJS kelas III atas nama Kamlah. Karena kesulitan iuran perbulan, sekarang mau diganti dengan kartu BPJS gratis. “Kita sedang berusaha mengganti kartu BPJS Kamlah. Namun prosesnya membutuhkan waktu lama dan dikuatirkan tidak bisa digunakan secepatnya ketika Kamlah berobat ke Mataram atau Bali,” ujarnya.
Untuk mendapatkan biaya, kini keluarga dan handai tolan sedang menggalang dana, baik di desa setempat dan berharap dari pemerhati lainnya. “Keluarga yang ada di Desa Bolo patungan uang seihklasnya. Selain itu, kita juga membuka rekening peduli untuk mendapatkan biaya pengobatan Kamlah. Kalau melalui Rek. 0586088546 BNI atas nama Ahmad dan jika membutuhkan konfirmasi, bisa menghubungi Hp.085237466439,” bebernya.
Dirinya berharap, kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima bisa membantu beban yang dialami Kamlah. Karena kata dia, jika mengandalkan hasil penggalangan dana dari keluarga dan handai tolan, tentu tidak mencukupi biaya yang dibutuhkan untuk berobat ke Mataram atau Bali. “Kita harap Pemkab Bima mau membantu meringankan beban Kamlah. Sehingga penyakit yang dialaminya bisa hilang, sekaligus Kamlah bisa beraktivitas seperti sedia kala,” ungkap Yani. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.