Bima, Bimakini.- Proyek rehabilitasi jalan dan jembatan di Desa Campa Kecamatan Madapangga tidak berpatokan pada Rincian Anggaran Biaya (RAB). Sehingga kualitas pekerjaan tidak bagus dan imbasnya hasil pekerjaan amburadul.
Warga Desa Campa lainnya, Mu’minah mengaku, kondisi jalan lebih bagus sebelum dilakukan rehabilitasi atau perawatan oleh CV. Tanjung Berlian. Pasalnya, kondisi jalan tepatnya di lokasi pekerjaan sangat sulit dilalui. “Jangankan dilalui menggunakan motor. Jika saat hujan turun, jalan kaki saja sangat sulit,” terang Mu’minah, Ahad (9/12).
Kata Mu’minah, sedianya sangat bersyukur dengan adanya pekerjaan tersebut. Akan tetapi jika seperti ini hasilnya, warga sangat kecewa. Karena anggaran yang digunakan bersumber dari pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.
“Pekerjaan tidak sesuai harapan. Mestinya pihak berwenang harus memanggil pihak pelaksana sekaligus dimintai pertanggungjawaban terkait pekerjaan tersebut,” imbuhnya.
Warga lainnya, menilai pihak pelaksana disinyalir hanya mencari untung. Buktinya jalan menuju Desa Campa sulit dilalui oleh pengguna jalan. “Kita heran dengan hasil pekerjaan pihak CV. Tanjung Berlian. Padahal jenis kegiatan memelihara jalan dan jembatan, ko jalan lintas menuju Desa Campa tambah parah dan susah dilalui,” ujar warga Desa Campa AS, saat dikonfirmasi di lokasi pekerjaan, Ahad (9/12).
Kata dia, mestinya pihak pelaksana membuat saluran dipinggir jalan sesuai bestek. Agar jalan lintas menuju Desa Campa bebas hambatan. Saluran pinggir jalan tersebut harus digali sesuai ukuran dalam RAB.
“Diduga kuat penggalian saluran air tidak sesuai RAB. Sehingga imbasnya jalan tersebut penuh lumpur dan bebatuan berserakan dibadan jalan. Kalau saja saluran air digali dengan kedalaman sesuai RAB, yakin tidak begini keadaannya,” ungkap dia.
Dirinya mengharapkan kepada pihak berwenang untuk meninjau rehabilitasi dan perawatan jalan menuju Desa Campa. Hal itu harus dilakukan agar bisa dilakukan perbaikan kembali demi kenyamanan pengguna jalan. “Kita harap pemerintah atas atau pejabat yang berwenang untuk meninjau rehabilitasi atau perawatan jalan menuju Desa Campa. Sehingga bisa dilakukan perbaikan,” tutup dia.
Pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana, Rudi, warga Desa Monggo, membenarkan kondisi jalan seperti itu karena derasnya arus air atau banjir yang turun dari gunung di sekitar lokasi pekerjaan. Akibatnya, semua bebatuan dan lumpur menggenangi dan saluran menjadi dangkal. “Pekerjaan memang sulit. Karena setelah talud digali, intensitas hujan tinggi dan terjadi banjir kiriman dari gunung sehingga parit dangkal,” ujar Rudi.
Kata dia, idealnya pemeliharaan tersebut harus dibuat deker sebagai penanggul banjir agar bebatuan dan lumpur tidak berserakan di jalan. “Saya sudah berkoordinasi dengan Bos. Agar banjir tidak meluap ke jalan harus dibuat deker, sehingga banjir hanya menelusuri parit,” ungkap dia.
Dijelaskan dia, sesuai di papan informasi, nilai kontrak rehabilitasi atau perawatan jalan dan jembatan tersebut sebesar Rp. 149 juta lebih. Yakni bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2018. “Semua jelas di papan informasi. Sebaiknya wartawan lihat langsung di papan yang ditancap di sekitar lokasi pekerjaan,” tutup dia.
Sementara itu, pihak pelaksana, Arif yang dihubungi via telepon mengatakan, kondisi seperti itu tidak bisa dihindari karena terjadinya banjir pasca saluran air direhabilitasi. “Pekerjaan dilakukan saat Musim Hujan (MH). Realitanya memang seperti itu, setelah saluran digali. Tanah dan bebatuan menerjang saluran sehingga dangkal,” sebut dia.
Diungkapkannya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak PU Kabupaten Bima, nanti pada Selasa (11/12) mereka akan turun langsung ke lokasi. “Saya tidak bisa berkomentar banyak. Yakni hanya menunggu hasil peninjauan dari PU saja, apapun hasilnya kita akan terima,” timpalnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.